Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLTU Sumsel 8 Berpotensi Serap 5 Juta Ton Batu Bara PTBA

PLTU Sumsel 8 nantinya dapat menyerap batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) hingga 5 juta ton per tahun.
PLTU Sumsel 8 nantinya dapat menyerap batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) hingga 5 juta ton per tahun.
PLTU Sumsel 8 nantinya dapat menyerap batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) hingga 5 juta ton per tahun.

Bisnis.com, JAKARTA — Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8, yang menjadi bagian mega proyek 35.000 Mega Watt (MW), akan beroperasi pada September 2023. PLTU Sumsel 8 nantinya dapat menyerap batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) hingga 5 juta ton per tahun.

PLTU Sumsel 8 dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dengan nilai investasi US$1,68 miliar dengan skema pembiayaan ekuitas 25 persen dan utang 75 persen. Dengan estimasi rupiah Rp15.000 per dolar AS, nilai investasi PLTU Sumsel 8 berkisar Rp25,20 triliun.

HBAP merupakan konsorsium antara Bukit Asam dengan persentase kepemilikan 45 persen dan China Huadian Hongkong Company Ltd 55 persen. Konstruksi PLTU Sumsel-8 telah dimulai sejak Juni 2018, yang diharapkan beroperasi bulan depan.

PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2X660 megawatt (MW)memanfaatkan teknologi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknolgi flue gas desulfurization (FGD) yang berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang PLTU.

Pada 7 Mei 2023, penyaluran tegangan listrik (Energize) untuk umpan tenaga listrik dari PLN (Backfeeding Power) dari jalur SUTET 275 kV Lumut Balai-Muara Enim ke PLTU Tanjung Lalang berhasil dilakukan, dilanjutkan uji komisioning seluruh mesin/peralatan sebelum masuk ke tahap operasional.

"Keberhasilan tahapan Backfeeding ini sangat penting untuk melaksanakan proses uji kapasitas andal bersih (NDC Test) yang diupayakan dapat selesai pada Juli 2023 untuk pembangkit Unit Pertama," kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail.

Selain itu, PLTU Sumsel-8 juga menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

"PLTU diharapkan mencapai status Commercial Operation Date (COD) pada September 2023," ujar Arsal.

Bila sudah beroperasi penuh, PLTU Sumsel 8 bisa menyerap hasil produksi batu bara PTBA lebih dari 5 juta ton per tahun.

Tahun ini, PTBA menargetkan produksi batu bara menjadi 41 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton. Target angkutan pada 2023 juga meningkat menjadi 32 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi angkutan tahun 2022 yang sebesar 28,8 juta ton.

Untuk volume penjualan batu bara tahun ini, PTBA menargetkan peningkatan penjualan menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara tahun 2022 yang sebesar 31,7 juta ton.

Sebelumnya total produksi batu bara PTBA pada tahun 2022 mencapai 37,1 juta ton, meningkat 24 persen dibanding tahun 2021 yakni sebesar 30,04 juta ton. Adapun, penjualan batu bara PTBA sampai dengan tahun 2022 sebanyak 31,6 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar 28,4 juta ton.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8, Tanjung Lalang, Muara Enim, Sumatera Selatan dapat beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) sesuai dengan rencana, 7 September 2023. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan kementeriannya bakal berkoordinasi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN terkait dengan penyaluran listrik pembangkit batu bara garapan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK) tersebut. 

"Harapannya bisa segera COD sesuai rencana tanggal 7 September 2023 dan segera masuk (sistem) kelistrikan," kata Jisman melalui siaran pers, Minggu (6/8/2023). 

Jisman menerangkan evakuasi listrik PLTU Mulut Tambang berkapasitas 2X660 megawatt (MW) tersebut bakal menggunakan transmisi 275 kV menuju ke sistem Lahat dan Gumawang.

Kendati demikian, dia mengatakan, persoalan transmisi ke depan mesti segera dituntaskan lantaran perbedaan pasokan dan permintaan listrik di Sumatera. 

"Ke depannya memang ini perlu segera kita selesaikan terkait transmisi, karena memang pusat listriknya ada di Sumatera bagian selatan, sementara demand listriknya itu berada di Sumatera bagian utara, sehingga mau tidak mau harus ada transmisi," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper