Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk. (BIPI) mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang semester I/2023. Laba bersih BIPI naik menjadi US$28,5 juta atau setara Rp430,2 miliar (kurs Jisdor Rp15.092 per dolar AS).
Manajemen BIPI dalam keterangan resminya mengatakan laba bersih BIPI mengalami kenaikan menjadi US$29,13 juta, dengan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$28,5 juta di semester I/2023. Kinerja laba bersih ini membalikkan kerugian BIPI yang mencapi US$2,85 juta di periode yang sama tahun lalu.
Pendorong dari peningkatan laba bersih ini adalah pendapatan BIPI yang melompay 1.050 persen menjadi US$329,94 juta atau setara Rp4,97 triliun, dari sebelumnya US$28,7 juta.
Direktur Utama BIPI Ray Gerungan menuturkan peningkatan kinerja ini merupakan kelanjutan hasil dari akuisisi Nusantara Mining Limited (NML). NML adalah perusahaan yang memiliki konsesi pertambangan batu bara di Kalimantan, yakni di Jembayan, Sebuku, dan Penajam dengan total cadangan batu bara bersertifikat JORC sebesar 101 juta ton.
"Pendapatan BIPI menjadi US$329,94 juta di mana sebesar US$312,25 juta diperoleh dari NML," ucap Ray dalam keterangan resmi, Senin (31/7/2023).
Sementara itu, Direktur Keuangan BIPI Michael Wong menuturkan kinerja baik tersebut juga masih tetap ditopang oleh kinerja entitas anak BIPI, PT Mitratama Perkasa (MP) dan Ventura Bersama BIPI yakni PT Nusa Tambang Pratama (NTP) yang bisa menjaga kinerja penanganan batu bara mencapai 32,59 juta ton, relatif lebih baik dari sebelumnya yang sebesar 30,01 juta ton.
Baca Juga
Sebagai informasi, BIPI mencetak volume produksi batu bara pada kuartal II/2023 sebesar 1,37 juta ton atau setara dengan penurunan 13,9 persen dari 1,59 juta ton pada kuartal II/2022 dan setara dengan penurunan 9,2 persen dari 1,51 juta ton pada kuartal I/2023. Penurunan produksi dikarenakan oleh curah hujan yang relatif lebih tinggi dan area kerja yang terbatas.
Sementara itu, volume pengupasan lapisan penutup pada kuartal II/2023 mencapai 20,12 juta bank cubic meter (Mbcm), atau naik 9,4 persen dari 18,4 juta bcm pada kuartal II/2022 dan naik 0,9 persen dari 19,93 juta bcm pada kuartal I/2023.
Nisbah kupas pada kuartal II/2023 tercatat 14,6 kali, atau lebih tinggi 27,0 persen dari 11,5x pada kuartal II/2022 dan lebih tinggi 10,6 persen dari 13,2 kali pada kuartal I/2023.
Volume penjualan batu bara pada kuartal II/2023 naik 8,9 persen menjadi 1,52 juta ton dari 1,39 juta ton pada kuartal II/2022. Adapun hingga akhir Juni 2023, BIPI mencatatkan total aset sebesar US$1,85 miliar, dari sebelumnya US$1,13 miliar.
Total liabilitas BIPI juga tercatat meningkat menjadi US$1,14 miliar di semester I/2023, dari US$594,07 juta di akhir Desember 2022.
Kemudian BIPI mencatatkan ekuitas neto sebesar US$711,58 juta dari sebelumnya US$536,21 juta. Sebesar US$506,21 juta merupakan bagian ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.