Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menyampaikan akan mempertahankan pertumbuhan pendapatan pada high single digit hingga akhir tahun 2023.
Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menjelaskan meski pendapatan XL Axiata atau EXCL tumbuh hingga 12 persen atau double digit di semester I/2023, pihaknya tetap mempertahankan target pertumbuhan high single digit di akhir tahun. Keputusan ini diambil karena EXCL memandang harus tetap berhati-hati terhadap kemungkinan pergerakan di sisi makro ekonomi.
"Beberapa analis mengatakan semester II/2023 agak lebih soft market kita," kata Dian pada Media Update XL Axiata di XL Axiata Tower, Jakarta, Senin (31/7/2023).
Menurut Dian, pada semester I/2023 dari sisi telekomunikasi cukup menggembirakan, karena semua operator mengalami pertumbuhan pendapatan. Artinya, ujar Dian, industri telekomunikasi kembali tumbuh seperti saat sebelum pandemi.
"Dari semester I/2023 menggembirakan karena semua tumbuh positif. Kalau tumbuh positif, kepercayaan dari investor juga meningkat," ujar Dian.
Dia melanjutkan dengan gelaran Pemilu yang dimulai pada semester II/2023, Dian mencermati memang terjadi peningkatan trafik. Akan tetapi, menurutnya peningkatan trafik pada masa lebaran masih jauh lebih tinggi dibandingkan masa kampanye.
Baca Juga
Sebagai informasi, EXCL mencatatkan total pendapatan sebesar Rp15,78 triliun di semester I/2023, tumbuh sebesar 12 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu (YoY). Pendapatan ini sebagian besar didorong oleh pendapatan data dan layanan digital yang mencapai Rp14,41 trilun, atau sekitar 91 persen dari total pendapatan.
Pertumbuhan yang ditambah dengan keunggulan pengelolaan biaya tersebut membawa dampak positif terhadap EBITDA EXCL yang tumbuh 14 persen YoY dengan margin yang meningkat ke 49 persen, menjadi Rp7,65 triliun. Selain itu, XL Axiata juga membukukan pertumbuhan laba bersih setelah dinormalisasi (NPAT), yaitu sebesar Rp658 miliar.
Selain itu, EXCL menutup semester I/2023 dengan total pelanggan sebanyak 58 juta, dengan pencapaian blended ARPU (average revenue per user) yang juga meningkat dari Rp38.000 di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp41.000.
Meningkatnya blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif