Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan batu bara milik konglomerat Eddy Sugianto, PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk. (MAHA) dijadwalkan untuk melakukan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (25/7/2023). Saham MAHA pun masuk ke dalam daftar efek syariah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Keputusan Dewan Komisioner OJK terkait dengan penetapan Efek Syariah yaitu Keputusan Nomor: KEP-68/D.04/2023 tentang Penetapan Saham PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk. sebagai Efek Syariah.
"Dengan dikeluarkannya Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tersebut, maka Efek tersebut masuk ke dalam Daftar Efek Syariah sebagaimana Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-52/D.04/2023 tanggal 24 Mei 2023 tentang Daftar Efek Syariah," jelas OJK dalam keterangan tertulis.
Dikeluarkannya keputusan tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari hasil penelaahan OJK terhadap pemenuhan kriteria Efek Syariah atas Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan oleh PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk.
Sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen pernyataan pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari Emiten maupun dari pihak-pihak lainnya yang dapat di percaya.
MAHA sebelumnya telah melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan menetapkan harga penawaran perdana di angka Rp118 per lembar saham.
Baca Juga
Perusahaan yang bergerak dalam bidang aktivitas penunjang pertambangan itu melepas sebanyak-banyaknya 4,16 miliar saham dengan nominal Rp60 per saham atau setara 25 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Artinya, dana segar yang diperoleh MAHA dari proses IPO berada di kisaran Rp491,58 miliar.
Calon emiten yang akan segera melantai di BEI ini justru berhasil mencatat kenaikan laba serta pendapatan di tahun 2022 meski harga batu bara terus mengalami penurunan.
Mengutip data dari laman resmi MAHA, pendapatan perusahaan naik hingga 24,44 persen menjadi Rp1,64 triliun pada 2022, dibandingkan setahun sebelumnya sebesar Rp1,31 triliun.
Hal ini lantas membuat MAHA berhasil memperoleh laba bersih perseroan sebesar Rp501,62 miliar atau meningkat hingga 60,88 persen secara year-on-year (YoY) dibanding tahun 2021 senilai Rp311,77 miliar.
Sementara itu, perseroan tercatat memiliki Rp1,60 miliar aset hingga akhir 2022. Jumlah tersebut terdiri dari current assets sebesar Rp500,64 juta dan non-current assets sebesar Rp1,105 miliar.
Di sisi lain, perusahaan angkutan pertambangan ini dikabarkan akan menggunakan 60 persen dana hasil IPO untuk keperluan pembelian armada baru berupa 100 unit truk senilai Rp290 miliar.
Rinciannya adalah 50 unit dump truck tipe FMX 440 seharga Rp2,8 miliar per unit serta 50 unit prime mover FH16 610 yang dipatok dengan harga Rp3 miliar per unit.
Ratusan unit truk tersebut akan dibeli MAHA dari PT Eka Dharma Jaya Sakti dengan periode pembelian pada Juli hingga Desember 2023 untuk kepentingan peningkatan produksi.
Sedangkan 40 persen dana segar lainnya akan digunakan perusaahn untuk membeli 50 unit dolly dan 100 unit vessel untuk keperluan peningkatan kapasitas produksi dan peremajaan unit. Periode pembelian akan dilaksanakan pada Agustus hingga Desember 2023 dan akan sisanya dilakukan secara bertahap pada 2024.