Bisnis.com, JAKARTA — Aksi pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) pada 2023 cukup semarak, tecermin dari peningkatan jumlah dan nilai penggalangan dana yang meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data statistik mingguan pasar modal yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan pekan keempat Juni 2023, sudah ada 41 perusahaan resmi melantai di bursa dengan penggalangan dana sebesar Rp43,76 triliun.
Jumlah dan nilai penggalangan dana itu melonjak signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pada pekan keempat Juni 2022, hanya ada 19 perusahaan yang melantai di bursa dengan nilai sebesar Rp17,73 triliun.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus menuturkan IPO menjadi opsi murah bagi perusahaan untuk menggalang pendanaan, ketika kondisi dunia masih diliputi tingginya inflasi dan tingkat suku bunga, serta bayang-bayang resesi.
Kendati demikian, Indonesia dinilai masih dapat bertahan bahkan menjadi salah satu negara yang mampu menjaga denyut pemulihan di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Hal ini akhirnya membuat banyak perusahaan mencari jalan alternatif pendanaan.
“Oleh sebab itu, banyak perusahaan yang juga berusaha mencari alternatif pendanaan, meskipun di tengah situasi dan kondisi tidak pasti,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (21/7/2023).
Baca Juga
Apabila dicermati, Nicodemus menyampaikan bahwa saat ini terdapat dua opsi alternatif untuk meraih pendanaan di pasar modal, yakni melalui penerbitan saham dan obligasi.
Jika berbicara obligasi, lanjutnya, erat kaitannya dengan inflasi dan tingkat suku bunga. Ketika tingkat suku bunga tinggi, penerbitan obligasi harus disertai dengan tingginya kupon yang akhirnya membuat cost of fund menjadi mahal.
Begitu pula dengan pinjaman di perbankan. Tingkat suku bunga yang tinggi membuat perusahaan enggan untuk mengajukan pinjaman dana ke perbankan. Alhasil, IPO menjadi salah satu opsi murah bagi perusahaan menggalang dana.
“IPO dipandang salah satu cara yang paling murah untuk mendapatkan pendanaan untuk saat ini. Hal inilah yang membuat penerbitan IPO kian semakin marak,” tuturnya.
Salah satu perusahaan yang akan melaksanakan aksi IPO adalah PT Sinar Eka Selaras Tbk. Anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) ini akan melakukan penawaran umum perdana dengan target penghimpunan sebesar Rp425,37 miliar.
Berdasarkan prospektus, emiten yang akan menggunakan kode saham ERAL tersebut berencana menawarkan sebanyak-banyaknya 1,03 miliar saham baru. Jumlah ini setara dengan 20 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
ERAL membuka harga penawaran awal pada rentang Rp370 – Rp410 per lembar saham. Dengan demikian, dana yang dibidik perseroan diperkirakan bakal mencapai Rp425,37 miliar.
Masa penawaran awal atau book building dari aksi korporasi ini berlangsung selama 14-26 Juli 2023, dengan perkiraan masa penawaran umum berlangsung pada 2-4 Agustus mendatang. Mirae Asset Sekuritas dan BNI Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksanaan emisi efek.