Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Naik Terbatas, Tekanan Menjauh Saham GOTO dan BUKA

Analis melihat terbatasnya ruang kenaikan suku bunga dapat menjauhkan tekanan ke perusahaan teknologi seperti GOTO, BUKA, dan lain-lain.
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (6/3/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Terbatasnya ruang peningkatan suku bunga membawa harapan The Fed dan Bank Sentral lainnya untuk penurunan suku bunga. Hal ini dilihat dapat mengurangi tekanan pada saham-saham di Indeks sektoral teknologi seperti GOTO, BUKA, dan lain-lain.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pada tahun ini, terbatasnya ruang kenaikan tingkat suku bunga membuat harapan akan penurunan tingkat suku bunga mencuat naik. 

"Hal ini membuat tekanan kepada indeks teknologi berkurang," kata Nico, dikutip Minggu (16/7/2023).

Sebagai informasi, indeks teknologi hingga penutupan perdagangan pekan ini, Jumat (14/7/2023) tercatat masih mengalami underperform dengan turun 4,19 persen secara year to date

Nico melanjutkan, ketika ruang kenaikkan tingkat suku bunga menjadi terbatas, otomatis tekanan terhadap kinerja keuangan perusahaan teknologi juga jauh berkurang. Ketika tekanan berkurang, Nico melihat hal ini akan membuat kinerja emiten di sektor teknologi juga akan membaik. 

Sejauh ini, kata dia, Pilarmas Sekuritas melihat peluang bagi indeks teknologi untuk pulih dan membaik. Meskipun demikian, lanjutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa ketidakpastian masih berada di pasar. 

Dia memperkirakan pada tahun depan sektor-sektor yang berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga seperti properti dan teknolog, akan menjadi jauh lebih, baik tatkala inflasi mengalami penurunan. Sehingga ancang-ancang sudah bisa dilakukan sedari sekarang. 

"Apalagi sudah ada pemilu yang juga akan memberikan dampak positif terhadap daya beli dan konsumsi. Sehingga, hal tersebut juga berdampak terhadap sektor teknologi seperti GOTO, BUKA, dan BELI," ujarnya.

Sementara itu, VP Investor Relations Telkom Edwin Sebayang mengatakan Telkom melihat nilai sinergi yang dapat dihasilkan selama melakukan investasi di GOTO melalui Telkomsel. 

"Tahun ini harapannya synergy value-nya mencapai Rp1 triliun. Telkomsel berinvestasi jangka panjang, bukan short term," kata Edwin dalam Webinar Indonesia Investment Education, dikutip pada Minggu (16/7/2023). 

Edwin menjelaskan naik turunnya harga saham GOTO masih merupakan unrealized loss atau gain untuk TLKM. Menurutnya, investasi TLKM pada GOTO tidak bertujuan untuk itu. 

"Kalaupun naik turun, itu unrealized. Katakan GOTO kembali ke Rp150, di mana tahun lalu Rp91, maka unrealized profit itu berapa besar. Namun, kami tak bertujuan ke situ, bertujuan ke synergy value yang diharapkan," ujar Edwin. 

Telkom memandang optimistis pada investasinya di GOTO. Edwin menjelaskan apabila melihat pada 2030, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$360 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper