Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pengelola jaringan bioskop Cinema XXI PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. yang mau IPO telah membukukan peningkatan pendapatan dan laba sepanjang 2022. Pada 2022, Cinema XXI membalikkan kerugiannya menjadi laba senilai Rp504,5 miliar.
Berdasarkan prospektus yang terbit di harian Bisnis Indonesia, Jumat (7/7/2023), pendapatan Cinema XXI sepanjang 2022 mencapai Rp4,4 triliun. Pendapatan ini meningkat dari 2021 yang senilai Rp1,28 triliun, atau naik 243,78 persen secara tahunan atau year on year (YoY).
Beban biaya dan biaya operasi Cinema XXI juga naik menjadi Rp3,67 triliun, meningkat 124,6 persen dari Rp1,63 triliun secara tahunan. Cinema XXI pun mencetak laba usaha sebesar Rp717 miliar sepanjang 2022, naik dari rugi usaha senilai Rp356 miliar.
Dengan kinerja tersebut, Cinema XXI membukukan laba senilai Rp504,5 miliar di 2022. Hal ini berbalik dari rugi sepanjang 2022 yang senilai Rp365,8 miliar.
Sementara itu, hingga kuartal I/2023, Cinema XXI membukukan pendapatan Rp883,2 miliar, naik 38,95 persen dari Rp635,6 miliar secara tahunan.
Akan tetapi, XXI mencetak rugi senilai Rp25,58 miliar di kuartal I/2023, dari Rp47,6 miliar secara tahunan. Pasalnya, total beban dan biaya operasional Cinema XXI membengkak selama kuartal I/2023 menjadi Rp866,6 miliar, dari Rp635,6 miliar secara tahunan.
Baca Juga
Sebagai informasi, melaporkan rencana IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 8.335.000.000 (8,33 miliar) saham dengan nilai nominal Rp8. Jumlah saham itu setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Cinema XXI menetapkan rentang harga penawaran awal Rp270-Rp288 per saham. Oleh karena itu, dalam IPO Cinema XXI berpotensi meraih dana Rp2,25 triliun-Rp2,40 triliun setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Cinema XXI dalam melakukan IPO juga akan melaksanakan program saham untuk karyawan (ESA) sejumlah 0,13 persen saham atau setara 11.112.000 (11,11 juta) saham.
Di samping IPO, Cinema XXI juga akan melaksanakan private placement 10 persen saham kepada beberapa investor strategis. Pelepasan saham dilakukan oleh PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) sebanyak 8 persen, dan PT Adi Pratama Nusantara (APN) sejumlah 2 persen.
Penjamin pelaksana emisi efek ialah PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia. Penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.