Bisnis.com, JAKARTA - Entitas usaha milik PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) akan segera melakukan initial public offering (IPO). PHE berpotensi memiliki kapitalisasi pasar (market cap) hingga US$20 miliar atau setara dengan Rp300 triliun.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury usai agenda Media Briefing agenda konferensi CFA Society Indonesia di Jakarta, Senin (3/7/2023).
Terkait waktu IPO, dia mengatakan, Kementerian BUMN masih perlu melihat perkembangan pasar termasuk minat investor di pasar ekuitas dalam 2 pekan ke depan. Namun, dia memastikan dokumen registrasi pertama dan kedua sudah diserahkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menunggu untuk registrasi selanjutnya.
"Kita berharap, kalau memang ada timingnya, kita akan lihat 1-2 bulan ini. Tapi ini tergantung pada keadaan pasar ekuitas seperti apa. Kalau misalnya kurang, maka kita akan tunda dilihat tahun depan," kata Pahala kepada wartawan, Senin (3/7/2023).
Dalam hal ini, pihaknya juga mengaku masih perlu berdiskusi dengan OJK dan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai potensi pelepasan saham PHE ke publik di bawah 7,5 persen. Pasalnya, kapitalisasi pasar dari anak usaha Pertamina itu cukup besar dengan estimasi US$17-20 miliar.
"Terutama karena ada batasan saat ini perusahaan publik harus 7,5 persen. Jadi nanti kita akan bicara dengan BEI dan OJK mengenai aturan tersebut mungkin nggak kalau misalnya tidak 7,5 persen," jelasnya.
Baca Juga
Di samping itu, pihaknya telah menggandeng 5 joint lead underwriters asing maupun lokal yaitu Citibank, J.P Morgan, Credit Suisse, Mandiri Sekuritas, dan BRI Danareksa sebagai penasihat utama IPO.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, Pahala menuturkan bahwa PHE disebut bakal melepas porsi 5 hingga 10 persen saham kepada publik dalam penawaran umum saham perdana di BEI yang ditarget selesai akhir semester ini.
Rencana bagian saham yang ditawarkan pada publik itu lebih rendah dari porsi saham yang sempat disampaikan Direktur Utama PHE Wiko Migantoro saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI pada 10 April 2023 lalu.
Saat itu, Wiko menargetkan perseroannya dapat melepas hingga 15 persen sahamnya dalam penawaran umum perdana kepada publik.
“Antara 5 sampai 10 persen yang kita inikan, kalau target [dana] nanti kita lihat,” kata Pahala.