Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa Indonesia sepanjang 2023 turut berdampak ke kinerja keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI). RNTH hingga akhir semester I/2023 tercatat masih berada di bawah target Rp14,75 triliun.
Penurunan RNTH tercatat terjadi di banyak negara. Per 31 Mei 2023, RNTH di bursa Indonesia turun 29 persen dibandingkan dengan 2022. Tren serupa diperlihatkan oleh bursa-bursa lain di kawasan Asia, seperti Malaysia sebesar 5,69 persen, Singapura turun sebesar 11,29 persen dan Thailand sebesar 17,25 persen.
“Penurunan RNTH pada awal tahun memang berdampak pada kinerja keuangan BEI,” kata Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI Risa E. Rustam dalam konferensi pers tengah pekan lalu.
Dia mengatakan pendapatan usaha BEI per 31 Maret 2023 telah terkoreksi sebesar 19 persen dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya. Kondisi serupa diperlihatkan pada performa bottom line.
“Namun di laba usaha penurunan mencapai 52 persen secara tahunan dan di laba bersih turun sekitar 49 persen,” lanjut Risa.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan penurunan RNTH juga diikuti dengan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG tercatat telah turun 2,76 persen hingga 27 Juni 2023, terlepas dari fakta bahwa IHSG merupakan satu dari segelintir indeks berkapitalisasi di atas US$100 miliar yang naik pada 2022.
Baca Juga
“Hal ini turut dipengaruhi oleh aksi profit taking setelah IHSG naik pada 2022. Kemudian investor mulai beralih ke indeks di China dan Hong Kong yang tahun lalu melemah,” kata Irvan.
Irvan menilai saat ini investor cenderung wait and see melihat perkembangan perekonomian dan kondisi global, sekaligus menantikan informasi teranyar soal kandidat calon presiden dan wakil presiden menjelang Pemilihan Umum 2024.
“Kami harap semester kedua ini bisa lebih baik lagi, baik dari performa IHSG maupun RNTH,” kata dia.
BEI secara konsolidasi membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,51 triliun atau meningkat 9,6 persen secara tahunan dari 2021 sebesar Rp2,29 triliun. Secara keseluruhan, jumlah total pendapatan BEI adalah sebesar Rp2,91 triliun atau meningkat 10,5 persen dari tahun 2021 yakni Rp2,63 triliun.
Jumlah beban BEI pada 2022 adalah sebesar Rp1,69 triliun atau naik 11 persen dari 2021. Selanjutnya, BEI berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp968,74 miliar di atau tumbuh 9,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan pendapatan ini sejalan dengan RNTH saham yang naik 10 persen menjadi Rp14,7 triliun pada 2022. Selain itu, rata-rata frekuensi perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 0,9 persen menjadi 1,3 juta transaksi per hari.
Adapun posisi IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI yaitu 7.318 pada 13 September 2022. Selain itu, rata-rata volume perdagangan harian saham juga mengalami kenaikan sebesar 16 persen menjadi 23,9 miliar saham per hari.