Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Berbasis ESG Kuasai Market Cap BEI, Kinerja Indeksnya Melesat

Kapitalisasi pasar 70 saham emiten berbasis ESG mencapai Rp5.407 triliun atau 56,87 persen di BEI. Kinerja indeks ESG pun melampaui torehan IHSG dan LQ45.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kapitalisasi pasar 70 saham emiten berbasis ESG mencapai Rp5.407 triliun atau 56,87 persen di BEI. Kinerja indeks ESG pun melampaui torehan IHSG dan LQ45 selama tahun berjalan.

Direktur Infovesta Utama Parto Kawito mengatakan saham yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dinilai memiliki pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

“Perusahaan yang menerapkan praktik ESG umumnya tidak hanya fokus pada pemegang saham mereka semata, tapi juga berbagai pemangku kepentingan yang lebih luas, sehingga perusahaan menjadi terpercaya,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Minggu, (2/7/2023).

Menurutnya hal tersebut juga tercermin pada empat indeks yang menjadi indikator emiten ESG, pertumbuhan tertinggi terjadi pada indeks 45 saham ESG IDX Kehati dan Indeks Sri Kehati yang masing-masing tumbuh 10,13 persen dan 9,16 persen dalam 1 tahun terakhir hingga 16 Juni 2023.

Begitu juga indeks ESG Sector Leaders IDX Kehati yang tumbuh sebesar 6,9 persen dan IDX ESG Leaders sebesar 3,24 persen. Hal itu berbanding terbalik dengan IHSG dan saham-saham LQ-45 pada periode yang sama tumbuh minus 4,99 persen dan 6,46 persen.

Adapun pertumbuhan saham emiten ESG mendorong produk Reksa Dana berbasis ESG mencatatkan return (imbal hasil) yang positif, yakni rata- rata 12,6 persen dibandingkan return reksa dana non-ESG yang sebesar 1,27 persen. Total saat ini terdapat 33 produk reksa dana berbasis ESG dengan total dana kelolaan sebesaar Rp 4,8 triliun atau merupakan produk reksa dana terbanyak.

Akan tetapi, Parto juga menilai investasi terhadap perusahaan berbasis ESG masih memiliki awareness yang kurang dan keterbatasan perusahaan ESG itu sendiri. Oleh karena itu, dia menilai perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk regulasi dari pemerintah dan otoritas agar semakin banyak perusahaan berbasis ESG menawarkan sahamnya di pasar modal.

Fund Manager Equity Sucor Asset Management Alexander Yasa menambahkan dukungan terhadap praktik ESG ini juga dilakukan dengan cara meluncurkan produk impact fund, seperti Sucorinvest Anak Pintar dan Sucorinvest Sustainability Equity Fund. Kesuksesan kedua produk ini akhirnya mendorong Sucor Asset Management untuk kembali menerbitkan produk tematik ESG pada bulan April 2023 lalu, yakni Sucorinvest Sharia Sustainability Equity Fund.

“Tren ESG yang saat ini berkembang pesat, tentu bisa turut mempercepat proses menuju bisnis dan investasi yang lebih berkelanjutan. Dan tentu, lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper