Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan meninjau pengembangan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) dan proyek tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate (KEK JIIPE) yang dikelola PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA)
Presiden RI Jokowi beserta rombongan menteri kabinetnya dijadwalkan akan tiba di KEK Jiipe Manyar, Gresik, Jawa Timur, pada Selasa (20/6/2023)sekitar pukul 13.00 WIB. Jokowi akan menuju area lokasi groundbreaking pabrik foil tembaga PT Hailiang Nova Material Indonesia.
Dalam kunjungan kali ini, Presiden Jokowi akan didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sekretaris Kabinet, Menteri ESDM, Menteri BUMN, Menteri Investasi/ Kepala BKPM, Duta Besar China, Gubernur Jawa Timur dan Bupati Gresik.
Jokowi juga akan meninjau lokasi pembangunan smelter Freeport. Lewat pengerjaan smelter tersebut, PTFI siap untuk ikut berpartisipasi pada upaya hilirisasi tembaga mendatang.
Smelter PTFI memiliki kapasitas 1,7 juta dry metric ton dan ditargetkan proses konstruksi selesai pada akhir 2023. Operasi komersial diharapkan efektif pada Mei 2024. Smelter ini akan menjadi peleburan tembaga single line terbesar di dunia.
Sementara itu, AKRA menargetkan pemasukan dari KEK JIIPE dapat berkontribusi hingga 18 persen terhadap perolehan laba 2023.
Baca Juga
Direktur dan Sekretaris Perusahaan AKRA Suresh Vembu mengatakan kontribusi KEK JIIPE mencapai 13 persen laba kotor perseroan sepanjang 2022. Tahun ini, kontribusi tersebut diharapkan dapat terkerek naik menjadi 17 persen hingga 18 persen.
“Penjualan tanah JIIPE meningkat dari tahun ke tahun dengan banyak industri memilih untuk menempatkan pabrik mereka di JIIPE,” ujar Suresh kepada Bisnis, Jumat (7/4/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan penjualan lahan dan pendapatan sewa tanah masih dapat mengandalkan PT Freeport Indonesia yang sedang membangun pabrik smelter atau pengolahan konsentrat, dengan perkiraan dimulainya operasi pada Desember 2023.
Pabrik Smelter tersebut dinilai akan memenuhi kebutuhan konsentrat tembaga, gipsum, asam sulfat, maupun lumpur anoda ke beberapa industri. Beroperasinya pabrik tersebut akan mendorong utilitas dan juga pendapatan berulang atau recurring income AKRA tumbuh dalam 2-3 tahun ke depan.
Dia menyebut AKRA telah menjual 20 hektare lahan pada kuartal I/2023. Lahan tersebut merupakan penjualan ke PT Hailiang Nova Material Indonesia. Hailiang akan mengambil katoda tembaga dari peleburan tembaga Freeport hingga 100.000 metrik ton dan menghasilkan foil tembaga.
Foil tembaga akan digunakan untuk beberapa produk turunan seperti baterai dan lainnya sehingga dapat menggerakan ekosistem di JIIPE. Perusahaan-perusahaan seperti Freeport, XINYI Glass, Hailiang juga membutuhkan listrik, gas, dan utilitas lainnya yang akan mendorong pendapatan berulang bagi AKRA.
“Penjualan tanah, pendapatan dari sewa dan utilitas juga akan semakin berkontribusi terhadap pertumbuhan laba AKRA,” tuturnya.
Sebelumnya, AKRA melalui PT Bekah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) melakukan penjualan lahan kepada PT Hailiang Nova Material Indonesia untuk pabrik produksi copper foil di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur,
Perjanjian pengikatan jual beli antara Hailiang dan BKMS tersebut ditandatangani pada 29 Maret 2023. Perjanjian tersebut berisi BKMS sepakat untuk menjual lahan industri kepada Hailiang untuk pembangunan pabrik produksi lembaran tembaga di KEK JIIPE.
Hailiang juga menandatangani perjanjian dengan BKMS untuk kerja sama penyediaan berbagai utilitas termasuk listrik, air, gas alam, pengolahan limbah, fasilitas telekomunikasi dan internet serta infrastruktur dan fasilitas lainnya untuk mendukung pembangunan dan pengoperasian fasilitas pengolahan Tembaga Hailiang di KEK JIIPE.
Dari sisi kinerja keuangan, AKRA membukukan pendapatan konsolidasi mencapai Rp47,54 triliun sepanjang 2022. Nilai tersebut tumbuh 85 persen dari Rp25,70 triliun pada 2021.
Segmen yang menjadi kontributor pendapatan terbesar dari perdagangan dan distribusi tumbuh sebesar 89 persen yoy menjadi menjadi Rp44,70 triliun didorong oleh segmen minyak dan kimia dengan pertumbuhan volume dan harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Selanjutnya, kontributor pendapatan terbesar kedua bersumber dari segmen Kawasan Industri, karena AKR berhasil monetisasi dari investasi jangka panjangnya di JIIPE. Pendapatan dari segmen Kawasan Industri tumbuh 114 persen menjadi Rp1,15 triliun.
Kemudian, segmen logistik dan manufaktur juga menunjukkan pertumbuhan dua digit, naik 17 persen menjadi Rp 800 miliar.