Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham sektor konsumer dinilai masih menarik untuk dikoleksi karena memiliki valuasi menarik. Di sisi lain, rotasi sektor yang berlanjut tetap memberi ruang untuk kenaikan saham-saham konsumer.
Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia Ramadhania menjelaskan rotasi ke sektor defensif seperti konsumer masih berlanjut, terlebih dengan prospek setahun ke depan yang positif.
Rotasi sektor umumnya terjadi karena perubahan sentimen. Dalam hal ini, rotasi bisa dipicu oleh pertumbuhan ekonomi atau kondisi fundamental perusahaan.
“Jika kita kaitkan ke sektor konsumer, memang untuk tahun ini banyak sentimen positif yang mengelilingi sektor tersebut,” katanya, Senin (19/6/2023).
Sentimen tersebut, lanjut Cindy, mencakup tren penurunan harga komoditas yang menjadi katalis positif karena tekanan biaya bahan baku bagi emiten ikut berkurang. Selain itu, ada pula dorongan daya beli masyarakat yang kembali seiring dengan berakhirnya status pandemi Covid-19.
“Kembali bangkitnya sektor pariwisata dan berlangsungnya tahun politik tentunya juga jadi katalis positif bagi sektor konsumer. Apalagi kita ketahui dari laporan kinerja terbaru, banyak dari emiten konsumer yang mencatatkan kinerja yang baik,” katanya.
Baca Juga
Cindy pun menyampaikan sejumlah rekomendasi saham emiten konsumer dengan valuasi menarik dan layak dikoleksi. Pertama adalah ICBP dengan rekomendasi buy dan target harga Rp13.000 per saham. Selanjutnya CPIN dengan peringkat overweight dan target harga Rp600.
“Kami juga merekomendasikan beli untuk ERAA dengan target harga Rp600 dan MAPI dengan peringkat overweight serta target harga Rp2.000,” katanya.
Di sisi lain, pekan ketiga Juni 2023 diwarnai oleh aksi korporasi sejumlah emiten konsumen. Grup MAP dijadwalkan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Selasa (20/6/2023). Guyuran dividen berpotensi diterima para pemegang saham mengingat MAPI telah absen membagikannya selama pandemi.
Laba bersih MAPI mencapai Rp2,1 triliun sampai akhir Desember 2022, meningkat 402,08 persen dibandingkan dengan capaian 2021 sebesar Rp420,17 miliar.
Torehan laba ini bahkan melampaui capaian sebelum pandemi pada 2019 yang kala itu mencapai Rp1,16 triliun dengan Rp933 miliar di antaranya merupakan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk.
MAPI terakhir kali menyetor dividen kepada para investornya pada Juni 2019 untuk tahun buku 2018. Dengan laba per saham kala itu sebesar Rp44, MAPI memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp10 per lembarnya. Besaran dividen tersebut merefleksikan rasio pembayaran (dividen payout ratio/DPR) sebesar 22,72 persen.
Selain Grup MAP, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) juga akan menggelar RUPST pada Kamis, 22 Juni 2023. Salah satu mata acara rapat tersebut adalah penetapan penggunaan laba tahun buku 2022.
Secara historis, UNVR rutin membagikan dividen dengan DPR mencapai 99 persen setiap tahunnya. Mereka juga telah membagikan dividen interim sebesar Rp69 per saham untuk tahun buku 2022.
Menyusul Unilever, Grup Indofood milik keluarga Salim yakni INDF dan anak usahanya ICBP turut menggelar RUPST pada Jumat, 23 Juni 2023. Dalam dua tahun terakhir, DPR ICBP bertengger di kisaran 38—40 persen, sementara INDF di rentang 31—37 persen.
___
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.