Bisnis.com, JAKARTA – Masuknya orang kepercayaan Anthoni Salim, Teguh Boentoro dalam jajaran direksi PT Dharma Henwa Tbk. (DEWA), emiten jasa pertambangan Grup Bakrie seperti déjà vu saat Salim masuk ke PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dan juga anak usahanya PT Bumi Resources Mineral Tbk. (BRMS).
Pada 14 Juni 2023, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan DEWA menyetujui penunjukan Teguh Boentoro yang merupakan komisaris di BRMS dan komisaris independen AMAN sebagai salah satu direktur. Teguh Boentoro sendiri disebut sebagai orang kepercayaan Salim.
Keyakinan masuknya Salim ke DEWA diperkuat dengan adanya rencana aksi korporasi right issue atau Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD). Rencana tersebut telah mengantongi izin pemegang saham dalam RUPSLB Agustus 2022, tetapi hingga kini jadwal hajatan tersebut belum ditentukan.
Hasil RUPSLB saat itu memutuskan menerbitkan sebanyak-banyaknya 30 miliar lembar saham seri B baru yang berasal dari saham portepel dengan nilai nominal sebesar Rp 50 per lembar saham yang akan dilaksanakan paling lama 12 bulan setelah disetujui.
Selain itu, pemegang saham memberikan mandat kepada jajaran komisaris dan direksi untuk menyatakan jumlah saham yang dikeluarkan dan perubahan anggaran dasar terkait PMHMETD sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan peraturan yang berlaku di bidang pasar modal, serta untuk melakukan semua dan setiap tindakan yang diperlukan sehubungan dengan PMHMETD.
Pasar kemudian berspekulasi, aksi korporasi right issue ini merupakan jalan masuknya Salim ke Grup Bakrie, terlebih kondisi tersebut memiliki pola yang hampir sama dengan masuknya Salim di saham BUMI dan BRMS.
Saat itu, jalan masuk Salim di BUMI adalah aksi korporasi private placement. BUMI menerbitkan 200 miliar saham biasa seri C senilai US$1,6 miliar dengan harga pelaksanaan Rp120 per saham atau senilai Rp24 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, dua perusahaan cangkang milik Anthoni Salim menampung saham private placement tersebut, yaitu Mach Energy Limited (MEL) Hong Kong yang menyerap 85 persen dan Treasure Global Investments Limited (TGIL) menyerok 15 persen sisanya.
Sebanyak 42,50 persen saham MEL dipegang PT Bakrie Capital Indonesia (BCI) yang merupakan pihak dalam pengendalian oleh Kelompok usaha Bakrie, Clover Wide Limited dengan kepemilikan saham sebesar 15 persen yang dikendalikan oleh Agoes Projosasmito, dan Mach Energy (Singapore) Pte Ltd dengan kepemilikan saham sebesar 42,50 persen yang dikendalikan oleh Anthoni Salim.
Berdasarkan data RTI Business, para pemegang saham BUMI per Mei 2023 yaitu MEL sebanyak 45,78 persen, HSBC-Fund SVS sebesar 10,68 persen, Treasure Global Invesment Limited sebesar 8,08 persen, NBS Client 4,05 persen, Watiga Trust 2,08 persen, Bakrie Capital 1,18 persen, Long Haul Holding, Bioful Indo Sumatra, dan Multi Mandiri Pratama masing-masing di bawah 1 persen. Sementara saham yang beredar di masyarakat yaitu 27,37 persen.