Bisnis.com, JAKARTA — Rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) anak usaha pertamina PT Pertamina Hulu Energi digadang-gadang akan menjadi hajatan terbesar pasar modal. Bagaimana tidak, IPO bernilai jumbo, termasuk PHE akan berdampak terhadap laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berita tentang pengaruh IPO PHE terhadap IHSG menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Senin (12/6/2023):
1. Menanti Magnet Kuat IPO Pertamina Hulu Energi (PHE) Bagi IHSG
Menurut catatan Bisnis, PHE diharapkan menjual 10-15 persen saham dalam penawaran umum hingga meraup dana segar hingga US$2 miliar atau setara dengan Rp30 triliun. Nilai tersebut cukup masuk akal mengingat kebutuhan ekspansi perusahaan yang tinggi.
Jika harapan tersebut tercapai, dana tersebut akan mengalahkan IPO terbesar saat ini yang dipegang oleh PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang meraup dana Rp21,9 triliun.
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, dalam analisanya mengatakan bobot PHE terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan IDX30 hanya berkisar 1-2 persen karena free float maksimal hanya 15 persen.
“Meski IPO PHE berpotensi menjadi yang terbesar, kalaupun free floatnya 15 persen efeknya hanya akan 2 persen,” katanya, dikutip Minggu (11/6/2023).
2. TJSL PLN, 300.000 Masyarakat Berdaya & 18.000 Lapker Tercipta
PT PLN (Persero) mencatatkan kinerja positif dalam laporan tahunan perusahaan yang disampaikan kepada pemerintah. Dalam laporan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN mencatat realisasi program Community Involvement and Development (CID) maupun Non CID dan program Pendanaan UMK.
PLN menjelaskan, sepanjang tahun 2022, secara nasional terdapat 327.942 penerima manfaat, pembukaan lapangan kerja hingga penyerapan lebih dari 18 ribu tenaga kerja dari realisasi program di unit-unit usaha PLN seluruh Indonesia. Di sisi lain, program TJSL menjadi Social Return Of Investment (SROI) bagi PLN yang mendukung keberlanjutan usaha perusahaan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, sebagai BUMN, PLN berkomitmen tidak hanya fokus pada kegiatan bisnis semata tetapi juga berdampak pada kehidupan masyarakat. PLN melaksanakan program TJSL yang menyentuh langsung aspek kehidupan masyarakat.
"Tidak hanya menghadirkan listrik andal, PLN juga berkomitmen hadir untuk masyarakat dan lingkungan sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's)," ujar Darmawan.
3. Empat WK Migas Pertamina EP Dikembalikan untuk Aceh
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya menyetujui pengalihan pengelolaan sebagian area wilayah kerja (WK) PT Pertamina EP di Aceh kepada Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
Melalui mekanisme pengembalian sebagian wilayah atau carved out, sejumlah lapangan minyak seperti lapangan Rantau, Perlak, Kuala Simpang Barat, dan Kuala Simpang Timur dikembalikan pengelolaannya kepada BPMA.
Adapun, WK Pertamina EP merupakan wilayah kerja yang terbentang dari Aceh hingga Papua dengan Pertamina EP sebagai operatornya. “Alhamdulillah dan rasa syukur kami ucapkan, persetujuan ini tentu saja menjadi motivasi bagi BPMA dalam melakukan pengelolaan industri hulu migas di Aceh secara optimal,” kata Kepala BPMA Teuku Mohamad Faisal, di Banda Aceh, seperti dikutip dari Antara, Minggu (11/6/2023).
Faisal menjelasnkan bahwa berdasarkan surat Menteri ESDM, ketentuan yang diatur melalui mekanisme carved out tersebut berupa pengelolaan wilayah kerja baru hasil yang merupakan afiliasi Pertamina EP.
4. India Tak Sendiri Sebabkan Gejolak Harga Gula Internasional
Harga gula internasional mengalami gejolak sejak awal tahun seiring dengan penurunan produksi di tengah peningkatan konsumsi dunia. India menjadi salah satu dalang dari situasi ini, kendati bukan satu-satunya.
Selain menjadi produsen besar beras global, India telah menjadi pemain penting industri gula dunia. Statista merekam produksi gula asal negara itu mencapai 32,8 juta ton pada periode 2022/2023, hanya kalah dari Brazil sebagai produsen gula terbesar dengan 38,05 juta ton.
Periode produksi tersebut dihitung mulai Oktober 2022 hingga September 2023. Proyeksi India merosot sekitar 3,5 persen dibandingkan dengan prediksi di Januari yakni 34 juta ton hingga 30 September mendatang.
Prediksi negara itu sejatinya lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode tanam sebelumnya mencapai 35,8 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh kondisi cuaca di wilayah Maharashta, negara bagian di wilayah semenanjung barat India.
Indiatimes menggambarkan cuaca tak bersahabat di daerah penghasil utama gula itu menyebabkan terpangkasnya produksi gula pada tahun ini dari 13,7 juta ton menjadi 10,5 juta ton.
5. Menanti Kepastian Aturan Pajak Natura
Pelaku usaha dan karyawan masih dihadapkan pada ketidakpastian soal aturan teknis pajak natura atau pajak kenikmatan yang rencananya dirilis pada Juni 2023.
Beleid anyar ini akan terangkum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Secara prinsip, pajak natura atau pajak kenikmatan merupakan objek pajak penghasilan bersumber dari fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atau pegawai.
"Insya Allah sudah selesai diharmonisasi, sedang difinalisasi,” ujar Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal kepada Bisnis, Jumat (9/6/2023).
Jika proses harmonisasi selesai, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak akan segera menyampaikan segala detail dan isu terkait dengan implementasi pajak natura.
Perkara pajak natura ini sempat menjadi banyak perbincangan di media sosial mengingat masih banyak ketidakpastian terkait beleid ini. Misalnya, banyak pertanyaan terkait siapa yang menanggung imbalan natura mengingat PPh 21 ditanggung oleh pemberi kerja.