Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen gula PT Aman Agrindo Tbk. (GULA) menargetkan pendapatan dan laba bersih dapat bertumbuh hingga 80 persen pada 2023 seiring dengan langkah perseroan yang gencar menambah kapasitas produksi dengan pembangunan pabrik baru.
Direktur Utama Aman Agrindo Andreas Utomo memproyeksi pertumbuhan pendapatan perusahaan yang digawanginya tersebut dapat menyentuh kisaran Rp330 miliar hingga 340 miliar pada 2023 ini.
Sebelumnya, GULA pada 2022 mencatatkan penjualan mencapai Rp180,86 miliar, dengan laba bruto Rp12,7 miliar.
“Harapannya, laba bersih pun sanggup mencapai Rp15 miliar sampai Rp20 miliar pada akhir tahun nanti, naik tajam dari capaian laba bersih periode 2022 yang tercatat mencapai Rp1,55 miliar,” tutur Andreas dalam keterangannya dikutip Jumat (9/6/2023).
Dalam hal ini, Andreas menyebutkan bahwa pihaknya tengah menggenjot capaian penjualan pada tahun ini. Hal ini menurutnya dapat dibuktikan dengan capaian penjualan di kuartal I/2023 yang tercatat positif.
“Kami juga memang sedang menggenjot penjualan. Kuartal I/2023 pun penjualan kami naik 93 persen," tambah Andreas.
Baca Juga
Terlebih menurutnya, emiten berkode GULA ini juga tengah berproses membangun pabrik gula baru untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 500 ton per hari yang ditargetkan akan rampung pada kuartal selanjutnya.
"Target pabrik baru akan selesai di kuartal III/2023. Jika sudah jadi, bisa meningkatkan kapasitas produksi kami 500 ton per hari," kata Andreas.
Dalam catatan Bisnis pada Kamis (15/2/2023), GULA menggelontorkan dana sebesar Rp1,83 miliar untuk penambahan kapasitas produksi tahun ini. Ditambah Andreas menyebut pihaknya serta mencoba melakukan akuisisi pabrik gula yang telah beroperasi.
Pabrik yang proses akuisisinya pada Februari lalu tengah dalam tahap diskusi dan penjajakan ini memiliki kapasitas produksi mencapai 700 ton per hari, lebih tinggi 200 ton dari kapasitas produksi pabrik baru.
Dengan kapasitas produksi yang baru nanti, Andreas mengatakan pihaknya juga berupaya mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gula yang sangat tinggi. Terlebih lagi, menurutnya gula merupakan bahan pangan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat dan industri.
Di sisi lain, berdasarkan tradingeconomics, harga gula internasional yang pada awal tahun sempat berada di level 18,96 sen dolar AS per pon, naik menjadi kisaran 20 sen dolar AS per pon pada akhir kuartal I/2023, kemudian diproyeksi menembus 26 sen dolar AS per pon pada pertengahan 2023.
Andreas menuturkan kenaikan harga gula mentah berjangka tersebut dipandang sebagai momentum positif harga gula sejak awal tahun. Dengan demikian menurutnya pihaknya optimistis dapat membukukan penjualan dan laba yang tinggi pada tahun ini.