Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jatuh 1,17 Persen ke US$1.958,40, Investor Tunggu Sinyal Arah Suku Bunga The Fed

Harga emas global jatuh 1,17 persen ke US$1.958,40 pada penutupan perdagangan Rabu (7/6/2023). Investor Masih Tunggu Sinyal Arah Suku Bunga The Fed.
Harga emas global jatuh 1,17 persen ke US$1.958,40 pada penutupan perdagangan Rabu (7/6/2023). Investor Masih Tunggu Sinyal Arah Suku Bunga The Fed./Pexels.
Harga emas global jatuh 1,17 persen ke US$1.958,40 pada penutupan perdagangan Rabu (7/6/2023). Investor Masih Tunggu Sinyal Arah Suku Bunga The Fed./Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global jatuh pada penutupan perdagangan Rabu (7/6/2023), menghentikan kenaikan selama dua hari berturut-turut, menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan, yang akan diakhiri dengan keputusan tentang suku bunga pada Rabu (14/6/2023).

Melansir Antara, Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh 23,10 dolar AS atau 1,17 persen menjadi ditutup pada 1.958,40 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.986,50 dolar AS dan terendah di 1.956,30 dolar AS.

Pada perdagangan sesi sebelumnya, emas berjangka naik 7,20 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.981,50 dolar AS pada Selasa (6/6/2023), setelah menguat 4,70 dolar AS atau 0,24 persen menjadi 1.974,30 dolar AS pada Senin (5/6/2023), dan tergelincir 25,90 dolar AS atau 1,30 persen menjadi 1.969,60 dolar AS pada Jumat (2/6/2023).

Emas tetap terjebak dalam kisaran perdagangan yang ketat sekitar 2,0 persen dari akhir yang lebih rendah ke yang lebih tinggi dalam seminggu terakhir, karena investor menunggu petunjuk tentang arah suku bunga Federal Reserve.

Dalam jangka pendek, harga emas mungkin tetap terkunci dalam kisaran dari 1.950 dolar AS hingga 2.000 dolar AS, menurut analis pasar.

Logam kuning masih melihat beberapa dukungan minggu ini karena data ekonomi AS yang lemah menarik dolar AS dan mendorong beberapa taruhan bahwa Fed akan kekurangan ruang untuk terus menaikkan suku bunga.

Tetapi dukungan ini terbatas karena dolar pulih di tengah ketidakpastian langkah Fed selanjutnya. Sementara beberapa aspek ekonomi AS tampak mendingin, inflasi dan pasar tenaga kerja masih panas, memberi tekanan lebih besar pada bank sentral untuk memperketat kebijakan.

Bahkan, sekalipun Fed menghentikan siklus kenaikan suku bunga saat ini, diperkirakan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama - sebuah skenario yang menjadi pertanda buruk untuk aset non-imbal hasil seperti emas.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Rabu (7/6/2023) bahwa defisit perdagangan AS melonjak 23 persen pada April ke level tertinggi enam bulan sebesar 74,6 miliar dolar AS, semakin melemahkan emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 14,10 sen atau 0,60 persen, menjadi ditutup pada 23,529 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terpuruk 14,10 dolar AS atau 1,36 persen, menjadi menetap pada 1.024,60 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper