Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Hari Ini Menguat tapi Waspada Koreksi Jangka Pendek

Harga Bitcoin (BTC) masih di zona bearish, dan berpotensi melemah ke area US$25.500. 
Ilustrasi Bitcoin. Reuters
Ilustrasi Bitcoin. Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar aset kripto diperkirakan mulai kembali bangkit. Namun, saat ini Bitcoin masih tertahan di zona bearish.

Mengutip data Coinmarketcap.com pada Sabtu (20/5/2023), harga Bitcoin tercatat naik 0,14 persen dalam 24 jam terakhir dan naik 0,18 persen dalam sepekan ke US$26.869 per Bitcoin. Adapun, kapitalisasi pasarnya mencapai US$520,70 miliar. 

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menyebutkan Bitcoin sempat mencapai level tertinggi sejak Juni 2022 menyentuh US$30.500, melesat hampir 84 persen dari 1 Januari-15 April 2023. Di sisi lain, kenaikan suku bunga AS memberikan tekanan kepada Bitcoin.  

Namun, krisis bank baru-baru ini memicu reli Bitcoin. Ketika AS dan sebagian Eropa mengalami krisis perbankan lain dan intervensi bank sentral, Bitcoin mampu menutup kuartal I/2023 dengan kenaikan sekitar 70 persen.

"Neraca The Fed sejak itu telah meningkat sebesar US$392 Miliar, mendorong sentimen bullish karena banyak yang memperkirakan likuiditas yang lebih besar dan suku bunga yang lebih rendah ke depan berpotensi mendukung Bitcoin lebih tinggi," ujarnya dalam Market Update, Jumat (19/5/2023). 

Sejumlah sentimen positif yang akan mendorong Bitcoin ke depan di antaranya Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat pada 10 Mei 2023, yang menunjukkan penurunan inflasi AS menjadi 4,9 persen pada April dari 5,0 persen pada bulan Maret.

Kemudian, Pemerintah China juga menunjukkan dukungan untuk Blockchain. Pusat penelitian blockchain nasional baru telah dibuka di Beijing dan akan bertindak sebagai pusat penelitian untuk industri blockchain di China. 

Selain itu, Pemerintah Liechtenstein juga berencana memungkinkan warganya untuk membayar sejumlah layanan di negara itu dengan Bitcoin (BTC) pada masa mendatang.

Di sisi lain ada beberapa faktor yang akan memberikan tekanan pada Bitcoin, di antaranya The Fed yang akan kembali naikkan suku bunga 25 bps di level 5,00-5,25 persen, dan data tenaga kerja AS non-farm payrolls pada April 2023 sebesar 253.000 lebih tinggi dibanding periode sebelumnya 165.000, serta unemployment rate di level 3,4 persen, di bawah periode sebelumnya 3,5 persen. 

"Tapi tingkat Inflasi AS yang kembali turun membuka peluang The Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Menurut CMEWatch, pada FOMC di 14 Juni 2023 mendatang terdapat peluang 77,6 persen Fed berpotensi mempertahankan suku bunga. Survei Market Live Pulse juga menyebutkan Bitcoin menjadi salah satu pilihan aset jika AS gagal memenuhi kewajiban bayar utang," jelasnya. 

Panji mengatakan secara teknikal, pergerakan harian Bitcoin (BTC) terlihat membentuk pola Bullish Flag. BTC dalam beberapa hari terakhir belum mampu menembus area resistance di US$27.800. 

"Selanjutnya, BTC berpotensi akan melemah ke area descending lower trendline yang berada di kisaran US$25.500. BTC Indikator Stochastic melemah di area centreline dan MACD histogram bar dalam zona bearish terbatas," ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper