Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah di hadapan dolar AS dengan turun 0,41 persen pada hari ini, Jumat (19/5/2023). Rupiah ditutup pada level Rp14.930 per dolar AS.
Mata uang rupiah turun 0,41 persen atau 61,5 poin ke level Rp14.930 per dolar AS. Sementara itu, mata uang dolar AS melemah 0,13 persen ke 103,45.
Rupiah ditutup melemah bersama beberapa mata uang di kawasan Asia seperti rupee India yang turun 0,20 persen, ringgit Malaysia turun 0,16 persen, dan baht Thailand turun 0,13 persen.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup menguat seperti yen Jepang yang naik 0,39 persen, dolar Taiwan meningkat 0,44 persen, won Korea Selatan naik 0,56 persen, peso Filipina naik 0,39 persen, dan yuan China yang naik 0,19 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS melemah dalam perdagangan Jumat (19/5/2023), tetapi tetap mendekati level tertinggi dua bulan terakhir karena data tenaga kerja yang kuat dan keyakinan bahwa mata uang AS akan tetap kuat.
"Hal ini mencerminkan keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan kebijakan moneter yang ketat dalam jangka waktu yang lebih lama," ujar Ibrahim dalam risetnya, Jumat (19/5/2023).
Baca Juga
Dia melanjutkan, kekhawatiran terhadap sektor perbankan tampaknya telah mereda, dan meski inflasi baru-baru ini cukup stabil, data klaim pengangguran pada hari Kamis menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih ketat.
Adapun sentimen dari dalam negeri menurut Ibrahim datang dari ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,31 persen pada 2022. Namun, capaian tersebut belum bisa membawa Indonesia keluar dari middle income trap.
PR terbesar Indonesia adalah meningkatkan produktivitas ekonomi Indonesia, yang belakangan terus menurun. Bahkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia saat ini hanya sedikit di atas India tetapi di bawah Cina, Brazil, dan negara maju lainnya.
Untuk perdagangan Senin depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.910-Rp15.000.