Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Merosot Tertekan Kemungkinan Suku Bunga The Fed

Harga minyak merosot karena Federal Reserve AS mungkin menaikkan suku bunga lebih lanjut yang menekan permintaan minyak.
Harga minyak merosot karena Federal Reserve AS mungkin menaikkan suku bunga lebih lanjut yang menekan permintaan minyak. / Bloomberg - David Paul Morris
Harga minyak merosot karena Federal Reserve AS mungkin menaikkan suku bunga lebih lanjut yang menekan permintaan minyak. / Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Rabu (10/5/2023), mengakhiri reli beruntun tiga hari karena data ekonomi menunjukkan bahwa Federal Reserve AS mungkin menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli jatuh US$1,03 atau 1,3 persen menjadi US$76,41 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni tergelincir US$1,15 atau 1,6 persen menjadi US$72,56 per barel.

Harga konsumen AS naik pada April, berpotensi meningkatkan kemungkinan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi. Naiknya suku bunga global telah membebani harga minyak dalam beberapa bulan terakhir, dengan para pedagang khawatir tentang resesi.

"Harga minyak tertekan oleh kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi terkait dengan krisis perbankan dan kelemahan musiman normal selama musim semi karena permintaan energi moderat," kata Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Management, mengutip Antara.

Persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3 juta barel pekan lalu karena rilis lain dari cadangan nasional dan penurunan ekspor, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan.

Laporan pemerintah mengonfirmasi data industri yang dirilis Selasa (9/5/2023) sore yang telah melaporkan kenaikan tak terduga, yang membebani harga untuk sebagian besar sesi Rabu (10/5/2023).

Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penarikan minyak mentah sebesar 900.000 barel.

Peningkatan persediaan minyak mentah AS yang mengejutkan, bersama dengan impor minyak mentah yang lebih rendah dan pertumbuhan ekspor yang lebih lambat di China pada April memperburuk kekhawatiran tentang permintaan minyak global.

Namun, penurunan harga minyak mentah dibatasi oleh lonjakan permintaan bensin AS menjelang musim mengemudi musim panas.

Persediaan bensin AS turun 3,2 juta barel minggu lalu, jauh lebih besar dari perkiraan penarikan 1,2 juta barel oleh para analis. Stok sulingan juga menurun, menurut data EIA.

"Kami memperkirakan bahwa harga minyak berkisar antara US$75-US$95 selama 2023 berdasarkan pasokan dan permintaan fundamental dan bahwa minyak akan naik saat kita memasuki musim mengemudi musim panas," kata Hatfield.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper