Bisnis.com, JAKARTA - Keluarga Hartono bersaudara, yakni Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono telah lama masuk dalam daftar orang terkaya di Tanah Air, bahkan memuncaki daftar orang terkaya di Indonesia selama beberapa waktu. Saat ini, kekayaan Hartono Bersaudara adalah US$26,7 miliar untuk Robert Budi Hartono dan US$25,5 miliar untuk Michael Hartono.
Kekayaan Hartono bersaudara hanya kalah dari kekayaan Low Tuck Kwong yang senilai US$29,4 miliar saat ini. Dengan kekayaan ini, Hartono bersaudara mengisi posisi kedua dan ketiga dalam daftar orang paling kaya di Indonesia versi Forbes real time billionaires.
Sebagai informasi, kekayaan Hartono bersaudara didapatkan dari berbagai macam bisnis seperti perbankan, rokok, teknologi, infrastruktur telekomunikasi, hingga ritel.
Berikut adalah beberapa deretan bisnis penyumbang kekayaan Keluarga Hartono Bersaudara.
1. Djarum
Bisnis Hartono bersaudara di industri tembakau dimulai dari ayahnya, Oei Wie Gwan yang membeli perusahaan kecil bernama Djarum Gramophon, dan kemudian mengubah namanya menjadi Pabrik Rokok Djarum (PR Djarum) pada 1951 di Kudus, Jawa Tengah.
Setelah wafat pada 1963, Oei Wie Gwan meninggalkan bisnis rokoknya kepada putranya, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Hartono bersaudara berusaha membangun kembali pabrik peninggalan ayah mereka.
Perlahan, Djarum bertransformasi menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Beberapa produk Djarum yang dikenal masyarakat antara lain Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Super, hingga Djarum Black.
Baca Juga
2. Polytron
Tak puas hanya berbisnis rokok, Hartono bersaudara mendiversifikasi bisnisnya ke sektor elektronik melalui PT Hartono Istana Teknologi (Polytron). Hartono bersaudara mendirikan Polytron pada 1975 di Kudus, Jawa Tengah.
Produk pertama yang diluncurkan perusahaan elektronik Hartono bersaudara ini adalah televisi. Lalu, pada 1984 Polytron mengeluarkan audio compo. Hingga saat ini, Polytron terus mengembangkan produknya hingga menghasilkan berbagai macam perlatan elektronik.
3. Bank Central Asia
Pada mulanya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) didirikan oleh Soedono Salim atau Liem Sioe Liong pada 1957, bukan Hartono bersaudara. Cikal bakal berdirinya BCA ini dimulai dari pabrik rajut bernama NV Perseroan Dagang dan Industri Semarang Knitting Factory.
Bisnis BCA semakin berkembang hingga 1998 Bank BCA mengalami penarikan besar-besaran oleh nasabahnya atau rush money. Kondisi ini membuat BCA masuk dalam program restrukturisasi Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Hal tersebut membuat sekitar 92,8 persen saham BCA dikuasai pemerintah Indonesia melalui BPPN.
Dengan perkembangan bisnii BCA, perlahan kepemilikan pemerintah atas BCA terus menurun. Hingga pada akhirnya di 2007, Hartono bersaudara melakukan akuisisi Bank BCA.
Bisnis Bank BCA terus berkembang di bawah Hartono bersaudara dan hingga saat ini telah menjadi pundi terbesar asal kekayaan Hartono Bersaudara.
4. Sarana Menara Nusantara
Hartono bersaudara terus melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan perusahaan menara PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) pada 2008. Fokus utama bisnis SMN adalah berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam pengoperasian lokasi-lokasi menara telekomunikasi untuk disewakan kepada perusahaan komunikasi nirkabel.
Sejak tahun 2008, investasi utama SMN adalah kepemilikan 99,99% saham di PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo merupakan pemilik dan operator menara independen terdepan untuk perusahaan perusahaan komunikasi nirkabel di Indonesia.
Sampai dengan Desember 2022, Protelindo telah memiliki dan mengoperasikan sekitar 29,794 lokasi menara telekomunikasi dengan lebih dari 53,967 penyewa di Indonesia, terutama di area Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.
5. Supra Boga Lestari atau Ranch Market
Hartono Bersaudara mengakuisisi pengelola jaringan ritel Ranch Market, PT Supra Boga Lestari Tbk. (SUPR) pada 2021 lalu. Supra Boga Lestari mengawali usaha ritel modernnya pada 1998, dengan membuka supermarket pertama bernama Ranch Market.
Supra Boga Lestari melakukan penyesuaian konsep supermarket Ranch Market agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan kelas atas dan menengah atas di Indonesia, sehingga toko-toko Ranch Market yang dibuka setelahnya adalah sudah dengan konsep Supra Boga Lestari.
Per 31 Desember 2021, supermarket Hartono bersaudara ini telah mengoperasikan 70 toko, yang terdiri dari 18 Ranch Market, 36 Farmers Market, 2 The Gourmet by Ranch Market, 3 Day2Day by Farmers Market dan 11 Farmers Family by Farmers Market di Jabodetabek, Surabaya, Malang, Gresik, Semarang, Dumai, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Samarinda dan Ambon.
6. Global Digital Niaga atau Blibli
PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli merupakan salah satu bisnis yang dimiliki oleh Hartono bersaudara di sektor teknologi. Blibli berdiri sejak 2011 dan merupakan salah satu mal online terbesar di Indonesia.
Blibli terus melebarkan sayapnya dengan masuk ke industri travel daring melalui Tiket.com. Ekspansi terus dilakukan emiten teknologi Hartono bersaudara ini, seperti pada 2021 Blibli mengakuisisi saham pengelola Ranch Market, PT Supra Boga Lestari Tbk. (SUPR).
Terkini, pada 2022 Blibli melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dan menjadi salah satu dari beberapa perusahaan milik Hartono Bersaudara yang melantai di Bursa.
7. GDP Venture
GDP Venture merupakan salah satu lini bisnis digital Hartono Bersaudara. Modal ventura ini didirikan oleh Martin Hartono, anak Robert Budi Hartono pada 2010 dan telah memiliki investasi di berbagai macam startup.
Pada 2011, modal ventura Hartono Bersaudara ini langsung tancap gas dengan tiga portofolio di perusahaan digital seperti Blibli, Kaskus, dan Merah Putih Inc. Merah Putih Inc merupakan inkubator startup dengan berbagai macam portofolio.
Beberapa portofolio mentereng yang dimiliki GDP Venture seperti Gojek, Blibli, Halodoc, Tiket.com, 88rising, IDN Times, Kumparan, Narasi, hingga Visinema.