Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Rencana IBFN Lepas dari Suspensi Saham Bursa

PT Intan Baru Prana Tbk. (IBFN) berharap suspensi atau penyetopan perdagangan sahamnya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dibuka dalam waktu dekat.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 PT Intan Baru Prana Tbk. (IBFN) mengangkat Said Aqil selaku komisaris utama perseroan pada Jumat (5/5/2023).
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 PT Intan Baru Prana Tbk. (IBFN) mengangkat Said Aqil selaku komisaris utama perseroan pada Jumat (5/5/2023).

Bisnis.com, JAKARTA - PT Intan Baru Prana Tbk. (IBFN) berharap suspensi atau penyetopan perdagangan sahamnya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dibuka kembali setelah melakukan paparan publik insidentil.

Yunita R. Riyadi, Corporate Secretary IBFN, menyampaikan perseroan berupaya agar BEI melepas suspensi saham IBFN sehingga dapat kembali diperdagangkan di Bursa. Menurutnya, ada dua alasan utama BEI melakukan suspensi saham IBFN, yakni perihal opini disclaimer laporan keuangan 2022 dan kelangsungan usaha setelah tidak lagi menjadi perusahaan pembiayaan.

"Alhamdulillah laporan keuangan 2022 sudah mendapat opini wajar dari Kantor Akuntan Publik (KAP) wajar tanpa modifikasi," jelasnya dalam paparan publik insidentil, Jumat (5/5/2023).

Kemudian, kelangsungan usaha IBFN dengan lini bisnis baru telah diajukan penilaian ke Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Independen. Hasilnya IBFN layak untuk masuk bisnis baru di perdagangan komersial dari sebelumnya pembiayaan.

Sebagai langkah awal, IBFN melakukan kerja sama dengan PT Pratama Wana Motors (PWM) untuk perdagangan alat pengangkutan komersial dengan merek TATA. Fokus bisnis penjualan sementara di wilayah Kalimantan Timur, karena dekat dengan operasional perkebunan dan pertambangan.

Yunita menyampaikan BEI juga meminta IBFN melakukan paparan publik insidentil agar masyarakat dan pemegang saham dapat mengetahui perkembangan usaha perseroan. Oleh karena itu, manajemen IBFN berharap suspensi saham dapat segera dibuka dalam waktu dekat.

"Setelah pubex insidentil dilakukan diharapkan suspensi saham IBFN dapat dibuka Bursa. Kami juga mengundang investor baru untuk masuk sebagai pemegang saham," imbuhnya.

Pada akhir tahun 2022, IBFN mencatat total aset sebesar Rp521,80 miliar, total liabilitas Rp1,08 triliun dan defisiensi modal Rp563,34 miliar. Pendapatan pada 2022 mencapai Rp32,42 miliar, naik dari 2021 senilai Rp22,63 miliar.

Selain itu, beban pokok mencapai Rp38,43 miliar, turun dari sebelumnya Rp174,4 miliar pada 2021. IBFN pun mencatatkan rugi bersih Rp41,5 miliar pada 2022, membaik dari rugi Rp200,79 miliar pada 2021.

BEI memutuskan untuk menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham IBFN pada 10 Februari 2022. Saham IBFN berada di level Rp97 dengan kapitalisasi pasar Rp147,18 miliar.

Direktur IBFN Petrus Halim menjelaskan setelah Intan Baru Prana menjadi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan alat pengangkutan komersial, manajemen tengah menyiapkan sejumlah ekspansi.

Perseroan memfokuskan ekspansi di Kalimantan Timur yang merupakan salah satu daerah dengan banyak aktivitas pertambangan sehingga potensi penjualan alat berat terbuka luas. Selain itu, induk usaha IBFN, yaitu PT Intraco Penta Tbk. (INTA) telah memiliki jaringan distribusi di wilayah ini sehingga dapat membantu perseroan untuk mendapatkan target market.

"Ke depannya, seiring dengan perkembangan kegiatan usaha, IBFN berencana untuk melakukan perluasan area ke wilayah lain di Kalimantan dan Sulawesi,” katanya.

Manajemen optimis dengan upaya perubahan bidang usaha ini mampu meningkatkan kinerja bisnis IBFN ke depannya. Adapun sejumlah prospek bisnis akan berasal dari potensi penjualan alat berat terbuka luas khususnya dalam proyek
pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Baru.

"Tak hanya itu, produk yang dipasarkan oleh perseroan, memiliki produk yang dirancang khusus untuk dapat dipakai diarea perkebunan, pertambangan & kontruksi dengan harga yang bersaing pada kelasnya serta sudah diterima dengan baik di Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 IBFN mengangkat Said Aqil Siradj sebagai komisaris utama perseroan.

Petrus Halim menyampaikan RUPST melakukan perubahan pengurus IBFN. Salah satunya mengangkat Said Aqil sebagai Komisaris Utama IBFN, dan Alexander Reyza sebagai Komisaris IBFN. Namun, pengangkatan Alexander Reyza baru efektif pada 6 November 2023.

Petrus mengakui pihaknya sudah mengenal lama sosok Said Aqil sebelum memutuskan mengangkatnya sebagai komisaris. Diharapkan kehadiran mantan Ketua PBNU dan MUI tersebut dapat memberikan terobosan bagi IBFN, yang kini perpindah haluan bisnis menjadi perusahaan perdagangan dari sebelumnya pembiayaan.

"Kami sudah kenal 2-3 tahun dengan Bapak Said Aqil. Beliau sosok arif dengan kematangan kepemimpinan, dan jaringan yang luas sehingga diharapkan memberikan konstribusi sudut pandang berbeda yang menjadi terobosan bagi IBFN," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper