Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Teladan Prima Agro (TLDN) Targetkan Pendapatan Tumbuh 10 Persen 2023

PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) memperkirakan pendapatan bisa tumbuh sekitar 10 persen seiring peningkatan produksi pada 2023.
PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) memperkirakan pendapatan bisa tumbuh sekitar 10 persen seiring peningkatan produksi pada 2023.
PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) memperkirakan pendapatan bisa tumbuh sekitar 10 persen seiring peningkatan produksi pada 2023.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sawit, PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) memperkirakan pendapatan bisa tumbuh sekitar 10 persen seiring peningkatan produksi pada 2023.

Direktur Utama TLDN Wishnu Wardhana mengatakan pendapatan diperkirakan tumbuh sekitar 10 persen pada akhir 2023. Pendapatan dapat tumbuh karena meningkatnya produksi buah yang akan diproduksi perusahaan.

“Kita mengestimasi bahwa penjualan kita akan bertumbuh 10 persen dibandingkan tahun lalu despite terjadinya penurunan harga komoditas karena di-offset oleh peningkatan produktivitas yang cukup baik,” tuturnya dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (3/5/2023).

TLDN menargetkan untuk produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 1,07 juta ton pada 2023. Produksi ditargetkan tumbuh 3 persen dibandingkan tahun lalu.

Sementara untuk crude palm oil (CPO) diproyeksikan mencapai 397.000 atau tumbuh sekitar 5 sampai 10 persen dibandingkan tahun lalu.

Adapun dia mengatakan kinerja laba yang menurun meski adanya peningkatan pendapatan per kuartal I/2023 disebabkan beberapa komponen biaya yang naik seperti pupuk dan juga kebutuhan untuk energi. Peningkatan biaya energi yang terjadi pada kuartal IV/2022 juga dirasakan seluruh industri perkebunan kelapa sawit.

“Seluruh komponen biaya di 2022 meningkat signifikan baik pupuk, dan kebutuhan energi. Jadi biaya cost itu lagging behind dan fuel cost pricing kenaikannya itu benar-benar dirasakan dalam seluruh industri perkebunan kelapa sawit,” katanya.

Dia juga menyebut TLDN melakukan pemupukan dan perawatan jalan sehingga membebani biaya pada kuartal I/2023. Meski demikian, dia optimistis TLDN dapat meningkatkan kinerja positif seiring adanya perapihan infrastruktur dan produksi yang akan meningkat pada kuartal berikutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Keuangan Perusahaan dan Strategi TLDN Wasisto Budi Sulistio mengatakan penurunan laba disebabkan oleh turunnya harga jual crude palm oil (CPO) sebesar Rp3.000 per kilogram pada kuartal I/2023.

Selain itu, biaya pokok pendapatan juga terbilang tinggi akibat tingginya aplikasi pemupukan yang dilakukan pada tiga bulan pertama 2023. Namun, adanya pemupukan yang dilakukan tersebut disebut bakal berdampak positif pada kuartal berikutnya.

“Aplikasi pemupukan yang sudah diaplikasikan di awal 2023, maka kami optimis produktivitas dan profitabilitas perseroan akan terjaga sampai akhir 2023,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan TLDN menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp500 miliar pada 2023. Dana tersebut akan dialokasikan untuk pertumbuhan anorganik dengan mengakuisisi perkebunan kelapa sawit.

TLDN juga akan membangun pabrik palm kernel oil dan juga pembangunan biogas power plant pada 2023. Dana capex akan digunakan juga untuk perbaikan infrastruktur baik untuk kebun maupun pabrik.

Dia menyebut TLDN sedang dalam proses melakukan uji tuntas terhadap calon perusahaan yang akan diakuisisi dengan target dapat rampung pada akhir 2023.

Pendanaan capex nantinya akan menggunakan kas internal dan juga sisa dana dari hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Dia juga menyebut belum ada rencana untuk mengajukan pinjaman maupun aksi korporasi untuk pendanaan capex.

“Salah satu yang sudah kami disclose di prospektus bahwa dana IPO akan digunakan untuk akuisisi perusahaan kelapa sawit kemudian pembangunan CPKO plant dan pembangunan biogas power plant,” jelasnya.

Pendapatan TLDN ini mencapai Rp955,57 miliar pada kuartal I/2023, tumbuh 14,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp836,36 miliar.

Kemudian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp52,18 miliar di triwulan pertama 2023 ini. Angka ini turun jauh 82,34 persen dari Rp295,56 miliar pada triwulan pertama 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper