Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Pengendali Kimia Farma (KAEF) Longsor, Kok yang Non-Pengendali Naik?

PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mengawali periode 2023 dengan mencatatkan penurunan laba bersih yang tajam bagi pengendali.
Seorang petugas di Apotik Kimia Farma sedang melihat persediaan barang yang dijual di etalase./Kimia Farma
Seorang petugas di Apotik Kimia Farma sedang melihat persediaan barang yang dijual di etalase./Kimia Farma

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mengawali periode 2023 dengan mencatatkan penurunan laba bersih yang tajam bagi pengendali, namun bertumbuh bagi non-pengendali. 

Kimia Farma membukukan jumlah laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk hanya Rp386,49 juta turun 93 persen dibandingkan dengan Rp5,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, laba kepentingan non pengendali tercatat tumbuh drastis menjadi Rp24,24 miliar pada kuartal I tahun 2023 berbanding dengan rugi Rp3,18 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Kimia Farma membukukan pertumbuhan penjualan 1,9 persen menjadi Rp2,3 triliun pada kuartal I/2023. Kinerja positif ini sejalan meningkatnya pendapatan baik dari pasar domestik maupun ekspor. 

Realisasi penjualan ekspor Kimia Farma sepanjang Januari hingga Maret 2023 tumbuh 77 persen menjadi Rp33,11 miliar. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, produk-produk unggulan yang dihasilkan oleh perseroan dipasarkan ke berbagai belahan dunia yakni Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika.

Kinerja positif juga tecermin dari kenaikan kontribusi dari penjualan produk over the counter (OTC) dan kosmetik yang meningkat signifikan menjadi Rp66,46 miliar. Selain itu, kontribusi produk etikal juga meningkat menjadi Rp774,14 miliar hingga akhir Maret 2023.

Direktur Utama Kimia Farma David Utama menyampaikan keputusan KAEF menerapkan perbaikan berusaha profit dengan menurunkan beban pokok penjualan secara tahunan pada kuartal I tahun 2023 menjadi Rp1,44 triliun. Dengan demikian, Kimia Farma mampu membukukan pertumbuhan laba kotor 14 persen menjadi Rp858,58 miliar.

Dia melanjutkan kenaikan pendapatan diperoleh dari perbaikan portofolio penjualan produk dengan margin tinggi yaitu produk etikal. 

David menambahkan EBITDA perusahaan juga positif mencapai Rp238,97 miliar. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi manajemen menerapkan operational excellence with path to profitability.

“Mengawali tahun 2023, KAEF turn around dengan mencatatkan kinerja positif dan meningkat dibanding periode yang sama ditahun sebelumnya. Operational excellence dan transformasi SDM yang telah dijalankan sudah membuahkan hasil,” ujar David dalam keterangan, Selasa (2/5/2023).

Selain meningkatkan kinerja keuangan, David mengungkapkan Kimia Farma juga tengah gencar menjalankan rebranding pada layanan di apotek, klinik kesehatan dan laboratorium diagnostik. Transformasi bisnis dan operasional merupakan fundamental bagi perusahaan untuk semakin kuat dalam menghadapi tantangan yang ada.

“Dengan operational excellence with path to profitability pada portofolio bisnis KAEF meliputi segmen manufaktur, distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan, kami optimis KAEF akan mencatatkan kinerja positif hingga akhir tahun 2023. Ini merupakan komitmen kami untuk menjaga kepercayaan kepada pemegang saham, publik, dan stakeholder,” sambung David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper