Bisnis.com, JAKARTA – Prediksi gagal bayar utang yang membayangi AS, diperkirakan berdampak buruk bagi seluruh aset investasi termasuk Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Berdasarkan data Coinmarketcap pukul 19.40 WIB, aset kripto dengan kapitalisasi terbesar Bitcoin (BTC) melemah 2,92 persen dalam 24 jam tetapi menguat 2,68 persen dalam sepekan. Kemudian altcoin Ethereum ikut melemah 3,47 persen selama 24 jam dan terkoreksi 1,76 persen dalam sepekan terakhir.
Stablecoin USDT terpantau menguat 0,01 persen dalam 24 jam dan menguat 0,05 persen dalam sepekan sementara itu USDC melemah 0,03 persen dalam sehari.
Cardano (ADA) anjlok hingga 2,84 persen dalam 24 jam namun dalam kurun waktu sepekan telah naik 1,33 persen. Koin meme Dogecoin (DOGE) juga melemah 2,80 persen dan dalam sepekan menguat 0,22 persen.
Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar Christopher Tahir mengatakan kenaikan tingkat suku bunga secara umum merupakan sentimen buruk kepada aset mana pun, dikarenakan akan terjadinya kekeringan likuiditas.
“Tentunya dengan kekeringan likuiditas terjadi, akan ada arus keluar dari aset-aset termasuk aset kripto, sehingga harga aset kripto akan cenderung tertekan,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (1/5/2023).
Baca Juga
Christopher menjelaskan penggerak jangka pendek saat ini masih adanya perkiraan akan adanya penahanan tingkat suku bunga, yang mana untuk FOMC dua hari lagi terlihat agak tidak mungkin ditahan, karena berdasarkan CME FedWatch Tool probabilitasnya sudah mencapai 85 persen.
Namun untuk jangka menengah, apabila The Fed mulai menahan kenaikan tingkah suku bunga yang menahan pertumbuhan sektor swasta di AS maka ini akan pelan-pelan membanjiri pasar kembali dengan likuiditas.
Sejalan dengan itu, CEO Triv Gabriel Rey mengatakan posisi chart money supply yang terus menurun akibat kenaikan suku bunga dalam jangka pendek ini akan menarik saham dan aset kripto untuk turun kembali.
“Juga melihat metric social media saat ini, masih belum ada peningkatan aktivitas dari retail walaupun harga telah naik, hal ini menunjukkan bahwa walaupun harga sudah naik tapi ritel masih belum terlalu minat untuk masuk kembali ke kripto. Saya rasa bullish market baru akan terjadi antara tahun depan setelah halving,” katanya kepada Bisnis, Senin (1/5/2023).
Seperti yang diketahui bahwa ancaman gagal bayar utang pemerintah Amerika Serikat kembali menjadi perhatian global. Keputusan antara DPR AS, Senat, dan Presiden Joe Biden kian memanas terutama dalam membahas kenaikan pagu utang federal.
Mengutip pemberitaan Reuters, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen mengatakan kegagalan kongres untuk menaikkan pagu utang pemerintah AS maka akan berimbas pada kenaikan suku bunga yang lebih tinggi di tahun mendatang.
Yellen mengatakan default pada utang AS akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan, sementara mendorong pembayaran rumah tangga pada hipotek, pinjaman mobil dan kartu kredit lebih tinggi.
“Default akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dibuat Amerika Serikat sejak pandemi Covid-19. Default akan meningkatkan biaya pinjaman menjadi abadi. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal” katanya dikutip Senin (1/5/2023).
Pengamat Kripto Desmond Wira mengatakan suku bunga yang lebih tinggi akan menjadi katalis negatif bagi pergerakan aset kripto. Saat ini, kripto masih dalam fase bearish sementara investor hanya berharap rebound jangka pendek.
“Dalam jangka pendek sementara ini investor cuma berharap pada rebound jangka pendek. Level US$30.000 masih sulit tertembus dengan meyakinkan. Menurut saya secara umum kondisi pasar kripto masih cenderung bearish,” imbuh Desmon, Senin (1/5/2023).