Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Emiten Energi & Bahan Kimia Boy Thohir (ESSA) Susut 88 Persen pada Kuartal I/2023

Pada kuartal I/2023 ESSA mencatatkan laba bersih US$3 juta, padahal periode yang sama tahun lalu mencapai US$26 juta.
Emiten produsen amonia dan LPG, PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA), mengumumkan identitas logo barunya.
Emiten produsen amonia dan LPG, PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA), mengumumkan identitas logo barunya.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor energi dan kimia PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) mencatatkan pendapatan sebesar US$87,8 juta atau setara Rp1,28 triliun (kurs tengah BI Rp14.661 per dolar AS) pada kuartal pertama 2023.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, pendapatan tersebut turun 45 persen YoY dari US$159 juta. Sementara EBITDA sebesar US$22,5 juta setara Rp329,87 miliar, turun 67 persen YoY pada laporan kuartal pertama 2023. 

Penurunan pendapatan ini turut menggerus laba bersih ESSA sebesar 88 persen. Pada kuartal I/2023 ESSA mencatatkan laba bersih US$3 juta setara Rp43,98 miliar, padahal periode yang sama tahun lalu mencapai US$26 juta setara Rp381,18 miliar.

Sekretaris Perusahaan Surya Esa Perkasa Shinta D.U Siringoringo menjelaskan pendapatan yang lebih rendah terutama karena harga komoditas yang lebih rendah serta penutupan dan pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak yang selama 3 minggu. 

"Pabrik amoniak telah beroperasi dengan produktivitas yang optimal dan efisien setelah berhasil menyelesaikan kegiatan pemeliharaannya," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/4/2023).

Harga amoniak global melemah pada kuartal I/2023, terutama pada Maret seiring harga energi global yang kembali normal, sementara jumlah permintaan masih dalam pemulihan secara bertahap.

Selanjutnya, dengan dibukanya kembali China setelah Covid-19, membaiknya permintaan di sektor pupuk dan Eropa tetap berada di bawah tekanan harga gas yang tinggi, ESSA memperkirakan harga Amoniak akan kembali normal ke tingkat yang lebih sehat pada paruh kedua tahun ini.

"Sehubungan dengan progress Proyek Blue Ammonia, ESSA dengan dukungan dari JOGMEC [Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation], Mitsubishi Corporation, Pertamina, dan LAPI ITB telah menyelesaikan Tahap 1 studi carbon capture dan sequestration. Saat ini Tahap 2 studi kelayakan sedang berlangsung," tuturnya.

Proyek ini akan menjadi tonggak penting bagi ESSA karena bertujuan untuk menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang memproduksi Blue Ammonia di tahun-tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper