Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kawasan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. (BEST) mencatatkan peningkatan laba bersih 722,52 persen hingga kuartal I/2023. Lonjakan laba bersih terjadi seiring naiknya pendapatan 167,23 persen pada tiga bulan pertama 2023.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, dikutip Selasa (18/4/2023), BEST mencatatkan pendapatan sebesar Rp197,43 miliar pada tiga bulan pertama 2023. Pendapatan tersebut naik 167,23 persen dari Rp73,88 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Rinciannya, BEST mencatatkan pendapatan dari segmen tanah sebesar Rp156,75 miliar atau naik 338,98 persen. Kemudian maintenance fee, service charge, air dan sewa mencapai Rp32,72 miliar atau naik 12,1 persen.
Selanjutnya, segmen hotel mencapai Rp2,42 miliar atau naik 70,8 persen, dan segmen lain-lain sebesar Rp5,53 miliar atau turun 26,79 persen.
Meningkatnya pendapatan BEST diikuti dengan naiknya beban pokok pendapatan sebesar Rp66,61 miliar hingga kuartal I/2023. Jumlah tersebut naik 120,11 persen dari Rp30,26 miliar secara YoY.
BEST mencatatkan peningkatan laba bruto 199,92 persen dari Rp43,61 miliar menjadi Rp130,81 miliar secara YoY.
Baca Juga
Adapun laba bersih periode berjalan yang dicatatkan BEST mencapai Rp109,28 miliar. Meningkat 689,68 persen dari Rp13,83 miliar dibandingkan kuartal I/2022. Alhasil BEST mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp109,27 miliar hingga kuartal I/2023. Posisi bottom line tersebut naik 722,52 persen dari Rp13,28 miliar.
Adapun hingga akhir Maret 2023, BEST mencatatkan jumlah aset senilai Rp6,06 triliun. Aset tersebut turun dari Rp6,07 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.
Jumlah liabilitas BEST turun dari Rp1,74 triliun per 31 Desember 2022 menjadi Rp1,63 triliun per 31 Maret 2023.
Sementara itu, jumlah ekuitas BEST sebesar Rp4,43 triliun sampai kuartal I/2023. Jumlah tersebut naik dari Rp4,32 triliun dari akhir Desember 2022.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan 44,95 persen dari Rp460,97 miliar menjadi Rp668,21 miliar.