Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar AS Terjegal Aksi Taking Profit Investor Jelang Data Inflasi AS

Dolar AS jatuh terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, karena pelaku pasar taking profit sambil menunggu data inflasi AS
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS jatuh terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, (12/4/2023) karena pelaku pasar taking profit sambil menunggu data inflasi AS Maret.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,36 persen ke level 102,2017 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0908 dolar AS dari 1,0859 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,2418 dolar AS dari 1,2381 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 133,7700 yen Jepang, lebih tinggi dari 133,5860 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9033 franc Swiss dari 0,9097 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3467 dolar Kanada dari 1,3508 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,4551 krona Swedia dari 10,5313 krona Swedia.

Pelaku pasar sedang menunggu pembacaan indeks harga konsumen AS dan indeks harga produsen AS untuk Maret, yang dijadwalkan akan dirilis masing-masing pada Rabu dan Kamis (13/4/2023).

"Data yang akan datang minggu ini penting karena ini akan menjadi salah satu kumpulan data terakhir untuk menginformasikan pertemuan Federal Reserve 3 Mei," kata William Northey, direktur investasi senior di U.S. Bank Wealth Management dikutip dari Antara, Rabu (12/4/2023).

Para pedagang mengambil beberapa keuntungan dan imbal hasil obligasi pemerintah yang lebih tinggi tidak memberikan dukungan apa pun, indeks dolar "menghadapi resistensi kuat di 102,80 dan mundur ke level 102," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire, pada Selasa (11/4/2023).

"Banyak pedagang fokus pada data inflasi," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York. "Semua orang mencoba memahami apakah proses disinflasi kembali dan apakah ini memperumit apa yang dilakukan Fed."

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin pada pertemuan 2-3 Mei, sebelum berhenti pada Juni. Pasar juga memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga pada akhir tahun karena perkiraan resesi, meskipun pejabat Fed telah menekankan perlunya mempertahankan suku bunga tinggi untuk menurunkan inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper