Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak sideways pada perdagangan Senin (10/4/2023) dengan beberapa katalis seperti aksi korporasi berupa pelaporan kinerja emiten, fluktuatifnya harga komoditas, dan rilis data ekonomi.
IHSG tergelincir 0,39 persen ke 6.792 pada perdagangan Kamis (6/4/2023). Phintraco Sekuritas menyebutkan secara teknikal Stochastic RSI cenderung bergerak turun dari overbought area, didukung dengan indikasi death cross dari MACD. Sehingga, IHSG diperkirakan akan uji support level 6.750–6.760 pada perdagangan awal pekan.
Dari sisi sentimen eksternal, investor diperkirakan beralih ke saham defensif seiring dengan data terbaru ketenagakerjaan Amerika Serikat. Tingkat pengangguran pada Maret 2023 tercatat di level 3,5 persen atau berada di bawah ekspektasi pasar 3,6 persen. Angka ini juga melambat dibandingkan dengan Februari 2023 di level 3,6 persen.
Sementara itu, nonfarm payrolls bertambah 236.000 atau lebih rendah daripada perkiraan awal 240.000. Adapun nonfarm payrolls pada Februari 2023 bertambah 326.000.
“Masih dari eksternal, sejumlah negara akan merilis data inflasi pada pekan ini di antaranya adalah Amerika Serikat, China dan Jerman. Apabila realisasi inflasi dari sejumlah negara di luar ekspektasi, maka berpotensi menambah kekhawatiran akan arah kebijakan suku bunga acuan global dan potensi perlambatan ekonomi ke depannya,” tulis Phintraco.
Dari dalam negeri, data indeks keyakinan konsumen (IKK) Maret 2023 akan dirilis. Sebelumnya, IKK berada di 122,4 pada Februari 2023. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi domestik cenderung membaik dan berada di atas level optimisme yakni 100.
Baca Juga
“Dengan demikian, investor dapat memperhatikan saham-saham seperti ERAA, SSMS, HMSP, GGRM, WIIM, MAPI dan IRRA pada perdagangan Senin.”
Dalam riset berbeda, Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani menyebutkan selama IHSG masih kuat mempertahankan support pada MA-20 yaitu pada level 6.745, maka IHSG masih akan melanjutkan tren konsolidasi.
“Proyeksi IHSG untuk minggu depan cenderung sideways,” katanya dalam riset, Minggu (9/4/2023).
Chisty menjelaskan secara keseluruhan, IHSG pada minggu depan diproyeksikan bergerak dalam rentang level support pada MA-20 di level 6.745 dan resistance pada level 6.890.
Untuk data ekonomi luar negeri, market masih menantikan rilis data pengangguran AS yang akan dirilis pada akhir pekan, ketika pasar dalam negeri justru ditutup libur. Adapun tingkat pengangguran AS pada Maret diproyeksikan di level 3,5 persen, lebih rendah dibanding periode sebelumnya pada Februari 2023 yang tercatat di level 3,6 persen.
Hal ini memperbesar ekspektasi pasar untuk The Fed menahan kenaikan suku bunga acuannya pada pertemuan Mei mendatang sehingga seharusnya menjadi katalis yang cukup positif.
Selain itu, investor masih menantikan rilis data inflasi China, inflasi Jepang, inflasi Amerika Serikat, neraca dagang China, serta gross domestic product Amerika Serikat yang akan dirilis minggu depan. Untuk data ekonomi dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada awal minggu depan.
Sementara itu, IHSG ditutup tertekan 0,18 persen pekan lalu. Pergerakan IHSG sangat fluktuatif, pasar domestik sempat optimistis pada awal minggu, dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditas yang menguat seperti batu bara, CPO, nikel, dan kenaikan harga minyak mentah yang turut membuat pergerakan emiten di sektor energi menguat.
Selain itu ekspektasi akan pembagian dividen jumbo dari saham berbasis batu bara dan pemberian insentif PPN 1 persen untuk kendaraan listrik roda empat dan bus yang resmi diberikan pemerintah minggu lalu juga turut menjadi katalis positif.
“Namun, sepanjang pekan ini IHSG belum mampu ditutup hijau, indeks terpantau koreksi dan tekanan paling dalam sepanjang minggu ini adalah koreksi dari sektor teknologi sebesar 2,91 persen,” jelasnya.
Koreksi pada indeks sektoral yang berbasis saham growth stock tersebut salah satu penyebabnya karena tekanan eksternal seperti potensi ekonomi Amerika Serikat yang diproyeksikan melemah pada tahun ini setelah rilisnya data pasar tenaga kerja AS.
Laporan Pembukaan Lapangan Kerja (JOLTS) periode Februari 2023 hanya mencatat 9,93 juta pekerjaan baru yang terbuka, jumlah tersebut turun 632 ribu dibanding periode bulan Januari 2023.
Selain itu, aktivitas jasa di AS pada data ISM Services juga telah rilis di mana periode Maret 2023 tercatat penurunan menjadi level 51,2 dari sebelumnya 55,1 pada Februari 2023. Kekhawatiran pelaku pasar juga meningkat akan adanya depresiasi permintaan pada tingkat global seiring dengan potensi perlambatan ekonomi secara global.
Pelaku pasar cenderung untuk memindahkan kepemilikan aset berisikonya dari saham growth stock ke saham yang cenderung defensif.
Berdasarkan proyeksi dan analisa tersebut, Ajaib Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yaitu MAPI, AKRA dan MTEL.
Simak pergerakan IHSG hari ini secara live.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
IHSG ditutup turun 0,32 persen atau 21,53 poin menjadi 6.771,23.
Sepanjang sesi indeks bergerak di rentang 6.735,19-6.799,49.
IHSG turun 0,67 persen atau 45,36 poin menjadi 6.747,4 pada pukul 15.01 WIB.
IHSG bergerak di rentang 6.735,19-6.799,49 sepanjang sesi.
IHSG turun 0,69 persen atau 46,91 poin menjadi 6.745,84 pada awal sesi II pukul 13.35 WIB.
IHSG turun 0,66 persen atau 45,05 poin menjadi 6.747,71 pada akhir sesi I.
Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.735,19-6.799,49.
IHSG turun 0,62 persen atau 42,31 poin menjadi 6.750,44 pada pukul 10.13 WIB.
Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.743-6.799.
IHSG dibuka turun tipis 0,03 persen atau 1,79 poin menjadi 6.790,96.