Bisnis.com, JAKARTA — Emiten laboratorium klinis PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk. (DGNS) melaporkan penurunan pendapatan sepanjang 2022. Koreksi pendapatan berimbas pada turunnya laba bersih grup Rumah Sakit Bunda itu hingga 80,3 persen.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, DGNS mengakumulasi total pendapatan sebesar Rp192,88 miliar. Angka itu turun 36,17 persen dibandingkan dengan 2021 yang mencapai Rp302,18 miliar.
Penurunan pendapatan terlihat pada hampir seluruh segmen usaha. Pendapatan referensi dokter pihak berelasi tercat turun 11,2 persen dari Rp125,29 miliar menjadi Rp111,26 miliar. Kemudian pendapatan dari segmen klien korporasi pihak berelasi tercatat naik 95,83 persen menjadi Rp5,65 miliar dari sebelumnya Rp405,96 juta.
Sementara pendapatan klien korporasi pihak ketiga tercatat turun 57,97 persen dari Rp103,23 miliar menjadi Rp43,39 miliar. Pendapatan segmen pelanggan individu juga turun 37,06 persen menjadi Rp14,64 miliar pada 2022, dibandingkan Rp23,27 miliar di 2021.
DGNS sejatinya turut berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 35,47 persen YoY sehingga menjadi Rp97,88 miliar. Meski demikian, laba kotor tetap terkoreksi sebesar 36,87 persen YoY dari Rp150,50 miliar pada 2021 menjadi Rp95,05 miliar pada 2022.
Adapun laba bersih DGNS sepanjang 2022 berjumlah Rp12,66 miliar. Capaian itu merefleksikan penurunan 80,3 persen dibandingkan dengan 2021 yang menyentuh Rp64,30 miliar.
Baca Juga
Adapun jumlah aset DGNS turun tipis 0,85 persen dari Rp241,98 miliar di akhir tahun 2021 menjadi Rp239,93 miliar pada akhir 2022. Di sisi lain, jumlah liabilitas juga turun 26,57 persen dari Rp40,18 miliar pada 31 Desember 2021 menjadi Rp29,50 miliar pada 31 Desember 2022. Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi penurunan 37,36 persen dari Rp44,71 miliar menjadi Rp28,01 miliar.
Sebelumnya, DGNS mengumumkan investasi di perusahaan data DNA dan bioteknologi Asa Ren. Investasi tersebut direalisasikan dengan transaksi penyertaan saham seri A di Asa Ren sebanyak 58,65 saham senilai US$300.000 atau setara Rp4,50 miliar rupiah (kurs rupiah Rp15.020 per dolar AS). Transaksi penyertaan saham tersebut berlangsung pada 27 Januari 2023.
GM Sekretaris Perusahaan Diagnos Laboratorium Utama Fanfan Riksani dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia menjelaskan investasi pada Asa Ren dilakukan karena Asa Ren merupakan perusahaan rintisan di bidang bioinformatika yang memiliki fokus pada telaahan studi gen pada DNA manusia.
“Dalam pengembangan produknya, Asa Ren mengutamakan telaahan yang berhubungan dengan data-data yang dapat memberikan wawasan yang mendalam yang berhubungan dengan gaya hidup serta kesehatan manusia,” kata Fanfan dalam keterangannya, Selasa (31/1/2023).
Dia melanjutkan bahwa DGNS dapat secara bersama-sama mengembangkan layanan pemeriksaan genetika dengan investasi pada Asa Ren. Hubungan kerja sama antara keduanya juga diharapkan membawa keuntungan pada masa mendatang.
“Transaksi di atas tidak berdampak secara negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan,” lanjut Fanfan.
Pada Penutupan perdagangan kemarin, Kamis (6/4/2023), saham DGNS terpantau menguat 0,90 persen atau 2 poin ke level 224. Saham bergerak pada rentang 220 hingga 228. Sebanyak 160,40 ribu saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp35,74 juta. Kapitalisasi pasar DGNS mencapai Rp280 miliar.