Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delta Dunia (DOID) Siapkan Capex Rp2 Triliun 2023, Cek Alokasinya

Capex Delta Dunia Makmur (DOID) senilai Rp2,1 triliun pada 2023 akan dialokasikan untuk pembelian alat, teknologi, dan infrastruktur perseroan.
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) Ronald Sutardja dalam Media Roundtable Discussion, di Jakarta, Selasa (29/3/2023)
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) Ronald Sutardja dalam Media Roundtable Discussion, di Jakarta, Selasa (29/3/2023)

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) menyampaikan akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$105 juta hingga US$145 juta atau setara Rp1,58 triliun hingga Rp2,18 triliun papada 2023 (kurs Jisdor Rp15.088 per dolar AS). 

Jumlah belanja modal ini turun dari tahun 2022 yang senilai US$150 juta hingga US$200 juta. Direktur Utama Delta Dunia Ronald Sutardja mengatakan jumlah belanja modal ini turun dari tahun lalu dan selama tiga tahun ke depan akan melandai.

"Karena barang-barangnya sudah dibeli. Sekarang dengan capex yang tidak terlalu tinggi, kami bisa menghasilkan uang kas banyak," kata Ronald di Jakarta, Selasa (28/3/2023). 

Dia menjelaskan capex DOID tahun ini akan digunakan untuk pembelian alat, teknologi, dan infrastruktur. Dia menilai dengan terpenuhinya alat-alat yang dibutuhkan DOID, maka capex DOID tahun-tahun ke depan akan semakin turun.

Lebih lanjut sepanjang 2023 ini DOID menargetkan produksi batu bara mencapai 75 juta ton (MT) hingga 80 MT, dengan overburden 560 hingga 630 mbcm, dan pendapatan US$1,52 miliar hingga US$1,67 miliar.

Adapun sepanjang 2022, DOID membukukan kenaikan pendapatan bersih menjadi US$1,55 miliar atau setara dengan Rp23,88 triliun sepanjang tahun 2022 (kurs jisdor Rp15.380). Pendapatan ini naik 70,65 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$910,54 juta.

Peningkatan pendapatan tersebut berasal dari jasa penyewaan alat berat oleh PT berau Coal sebesar 30 persen atau US$467,61 juta, PT Indonesia Pratama sebesar US$270,51 juta atau 17 persen dari total pendapatan. Kemudian PT Adaro Indonesia sebanyak 15 persen atau setara dengan US$225,61 juta dan BM Aliance Coal Operations Pty Ltd. sebesar US$159,85 juta atau 10 persen dari total pendapatan.

Sementara itu, laba tahun berjalan DOID tercatat sebesar US$28,63 juta atau setara dengan Rp453,21 miliar. Angka ini terpantau meningkat 10.107,13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar US$280.546 atau setara Rp4,44 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper