Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti Grup Sinarmas, PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) berencana menambah lahan hingga 350 hektare. Dana yang diperkirakan untuk akuisisi lahan tersebut diperkirakan mencapai Rp700 miliar.
Direktur Puradelta Lestari Hermawan Wijaya mengatakan perseroan berencana mengakuisisi lahan sekitar 300 hektare sampai 350 hektare dalam jangka menengah-pendek.
“Luasan sekitar 300 hektare sampai 350 hektare ya. Harga sekitar Rp600 miliar sampai Rp700 miliar kemungkinan, ya tentunya ini base on the negotiation juga,” ujar Hermawan dalam acara Emiten Talk: FDI Series - Stockbit x DMAS dikutip Kamis (16/3/2023).
Rencana penambahan ini seiring dengan persediaan lahan DMAS yang bakal habis dalam beberapa tahun ke depan. Menurutnya, saat ini DMAS masih memiliki sekitar 370 hektare lahan untuk kurun waktu 4 sampai 5 tahun ke depan.
Untuk lokasinya, imbuh Hermawan, di sekitar Kota Deltamas. Dia beralasan, pembangunan infrastrukturnya akan jauh lebih murah dan hanya perlu menyambung dari lokasi lama ke lokasi yang baru.
Selain itu, Kota Deltamas dinilai memiliki lokasi strategis seiring dengan beroperasinya Tol Jakarta-Cikampek Selatan alias Japek II Selatan. “Kita melihat daerah sana masih potensial untuk dikembangkan sebagai area industri,” tuturnya.
Baca Juga
DMAS juga telah beberapa kali melakukan zonasi ulang atau rezoning beberapa lahan kawasan industri. Hal ini dinilai lebih sederhana karena hanya membutuhkan perizinan dari pemerintah daerah setempat.
Salah satu bentuk rezoning lahan yang dilakukan adalah area residensial yang dikonversi untuk sebagian area industri. Kemudian sebagian area komersial juga dikonversi untuk area industri.
“Kalau liat dari cost ya lebih murah konversi,” katanya.
Permintaan Lahan Industri
Sebelumnya, manajemen DMAS menyebut terdapat permintaan sekitar 90 hektare lahan industri pada awal 2023 dengan potensi investasi senilai Rp2,7 triliun.
Direktur DMAS Tondy Suwanto mengatakan dari permintaan 90 hektare tersebut investor berminat untuk masuk sektor data center atau pusat data, auto related atau ekosistem otomotif, logistik, dan kimia.
“[Nilai investasi] sekitar Rp2,7 triliun. [Sektor] data center, auto related, logistics, chemicals, dan lain-lain,” ujar Tondy kepada Bisnis, Selasa (7/2/2023).
Tondy mengatakan dari permintaan 90 hektare lahan terdapat investor yang tertarik untuk masuk pada industri auto related. Namun, dia belum bisa membeberkan apakah ada permintaan untuk kendaraan listrik maupun turunannya.
Sejauh ini, kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) telah memiliki sekitar 170 tenant. Beberapa di antaranya adalah Suzuki, Hyundai Motors, Mitsubishi Motors, SAIC GM Wuling, Astra Honda Motors, Kalbe, Maxxis, dan Kohler.
Selain itu, DMAS juga akan mengembangkan wilayah khusus untuk sektor pusat data. Adapun, saat ini sudah terdapat 14 tenant baik lokal maupun global untuk sektor pusat data.
Di antara tenant tersebut ada PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan Pusat Data Nasional yang turut serta berinvestasi untuk pusat data. Keduanya berencana mendirikan pusat data berskala besar di GIIC.