Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Adaro (ADRO) Raih Laba Rp43,2 Triliun pada 2022, Melesat 175 Persen

Lonjakan pendapatan dan laba bersih Adaro (ADRO) pada 2022 dipicu kenaikan volume penjualan serta harga jual yang ditopang tingginya harga batu bara.
Lonjakan pendapatan dan laba bersih Adaro (ADRO) pada 2022 dipicu kenaikan volume penjualan serta harga jual yang ditopang tingginya harga batu bara.
Lonjakan pendapatan dan laba bersih Adaro (ADRO) pada 2022 dipicu kenaikan volume penjualan serta harga jual yang ditopang tingginya harga batu bara.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba pada 2022 seiring dengan memanasnya harga batu bara.

Laba inti ADRO sepanjang 2022 naik 140 persen menjadi US$3,01 miliar dari US$1,25 miliar pada tahun sebelumnya. Adapun total laba bersih mencapai US$2,83 miliar setara Rp43,23 triliun, atau naik 175 persen secara tahunan.

Emiten batu bara milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini bahkan mencatat rekor tertinggi pendapatan sebesar US$8,10 miliar setara Rp123,74 triliun (kurs Rp15.273) sepanjang 2022, atau naik 103 persen dari US$3,99 miliar pada akhir 2021.

Lonjakan pendapatan ADRO dipicu kenaikan secara tahunan pada volume penjualan serta average selling price (ASP) yang ditopang tingginya harga batu bara. Faktor cuaca, kendala suplai dan peristiwa geopolitik menyebabkan harga bertahan pada level tinggi. Alhasil mendukung kenaikan ASP secara tahunan.

Sementara EBITDA operasional pun turut melonjak 139 persen menjadi US$5,03 miliar. Level ini menjadi rekor tertinggi EBITDA operasional dalam sejarah Adaro.

Presiden Direktur dan CEO Adaro Garibaldi Thohir mengatakan Adaro sukses mencatat rekor kinerja tertinggi dalam tahun yang mengejutkan untuk industri ini.

Pendapatan naik lebih dua kali lipat berkat operasi yang baik dan efisien, serta dukungan dari kenaikan harga jual untuk produk-produk ADRO.

“Profitabilitas yang tinggi ini akan mendukung kami dalam mempercepat proyek-proyek transformasi dan membangun Adaro yang lebih besar dan lebih ramah lingkungan,” jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (2/3/2023).

Kenaikan volume batu bara metalurgi dari perusahaan anak, yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan harga batu bara metalurgi yang tinggi, menopang porsi pendapatan dari batu bara metalurgi. Pada 2022, pendapatan dari ADMR meliputi sekitar 11 persen pendapatan Adaro.

Porsi pendapatan dari batu bara metalurgi diperkirakan akan terus meningkat karena volume ADMR naik menjadi 6 juta per tahun dalam jangka waktu menengah.

Di tengah tantangan yang dihadapi, ADRO mencatat produksi batu bara 62,88 juta ton pada sepanjang 2022, atau melampaui panduan 2022 yang ditetapkan pada 58 juta-60 juta ton. Angka ini setara dengan kenaikan 19 persen dari 52,70 juta ton pada 2021.

Secara operasional, ADRO mencatat pengupasan lapisan penutup 235,68 juta bank cubic meter (Mbcm) pada 2022, atau naik persen dari 218,90 Mbcm pada 2021, dan nisbah kupas tahun ini tercatat 3,75 kali, lebih rendah daripada nisbah kupas 4,15 kali pada 2021.

Pencapaian nisbah kupas Adaro sepanjang 2022 masih di bawah target 4,15 kali karena faktor cuaca yang lebih berhujan pada semester I/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper