Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten milik Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) yang bergerak di industri batu bara mencoba peruntungannya untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO/Initial Public Offerning) di tengah tren penurunan harga komoditas batu bara.
Analis komoditas sekaligus Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menjelaskan penurunan harga komoditas batu bara pernah mempengaruhi emiten batu bara. Saat itu emas hitam ini anjlok di bawah US$100 per ton.
“Sekitar 2012 hingga 2015, emiten terkait perlu efisiensi di tengah rendahnya permintaan, di samping itu ada sentimen dari resesi global. Akibat krisis ekonomi AS [subprime mortgage] dan krisis ekonomi Eropa” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (26/2/2022).
Namun, kata Wahyu, koreksi saat ini meskipun cukup dalam belum terlalu berpengaruh terhadap emiten batu bara. Beberapa sentimen masih menjadikan batu bara sebagai primadona yang cukup seksi dilirik investor, seperti kebutuhan batu bara masih tinggi dan harga masih cenderung menarik.
“Emiten batu bara masih terlalu seksi untuk ditinggal investor,” katanya.
Harga batu bara saat ini, melansir data Bloomberg pada Jumat (24/2/2023), terpantau naik tipis sebesar 0,21 persen ke posisi US$210,10 per ton. Namun secara akumulasi, batu bara telah anjlok 41,57 persen dalam satu bulan.
Baca Juga
Namun, terkait keputusan melaksanakan IPO, Wahyu menjelaskan bukan soal harga atau sentimen semata. Tapi ini juga pertimbangan emiten, yaitu strategi pendanaan jangka panjang dan lainnya.
Emiten milik Prajogo Pangestu ini menawarkan saham di harga Rp200 hingga Rp220 per saham. Harga ini disebut Wahyu dapat diterima pasar, namun akan ada potensi koreksi bahkan mendekati Rp100.
“Pasca IPO bisa jadi harga koreksi bahkan dekati 100,” katanya.
Sebelumnya, calon emiten yang akan menggunakan kode CUAN ini menawarkan hingga 1,69 miliar saham dengan nominal Rp200 per saham atau sebanyak-banyaknya 15,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
CUAN menawarkan saham dengan kisaran harga Rp200 hingga Rp220 per saham. Alhasil, emiten yang bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen dan pertambangan batu bara ini akan meraih dana segar sebesar Rp338 miliar hingga Rp371,8 miliar.
Dana yang diperoleh dari IPO ini, selanjutnya akan digunakan oleh anak usaha PT Tamtama Perkasa (TP) sebagai modal kerja dan belanja modal.
Ekspansi CUAN termasuk pembangunan intermediate stockpile (ISP) dan pembelian infrastruktur pendukungnya, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara.