Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menjelaskan rencananya mengembangkan produk tambang nikel untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia.
Head of Investor Relations Vale Indonesia Glorinophika Sukrisno mengatakan Vale sangat mendukung inisiatif pemerintah dalam pembangunan kendaraan listrik di Indonesia. Menurutnya, proyek Vale di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan akan membangun pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL), dengan produk berupa mixed hydroxide precipitate (MHP).
"Produk ini berbeda dari nikel matte. Kalau nikel matte itu biasanya digunakan untuk stainless steel, sementara MHP untuk baterai kendaraan listrik," ujar Glorinophika dalam Ngobrol Pintar Investasi CGS-CIMB Sekuritas, dikutip Senin (13/2/2023).
Dia melanjutkan, kapasitas pabrik HPAL Vale di Pomalaa ditargetkan sebesar 120.000 metrik ton, dan di Sorowako untuk MHP adalah sebesar 60.000 metrik ton.
Dalam pengembangan pabrik HPAL ini, Vale akan berpartner dengan Huayou Cobalt, dan Ford Motor Company. Menurutnya, alasan Vale berpartner dengan Huayou karena Huayou sudah memiliki rekam jejak pembangunan dan operasi di indonesia.
"Selain itu, Huayou juga datang dengan komitmen rendah karbon," ujar dia.
Baca Juga
Lebih lanjut, Glorinophika menjelaskan saat ini Huayou sudah melakukan kegiatan early walks, dengan menargetkan pembangunan pabrik nikel akan diselesaikan dalam waktu 3 tahun atau di akhir tahun 2025, dengan target operasi 2026.
Adapun, untuk tahun ini, emiten berkode saham INCO ini menargetkan produksi sebesar 70.000 metrik ton nikel matte, naik dari 60.090 ton pada 2022.
Sebelumnya diberitakan Vale memulai konstruksi pabrik pemurnian dan pengolahan bijih nikel terintegrasi di Blok Bahadopi Morowali, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas produksi hingga 73.000 ton nikel per tahun. Total investasi dari pembangunan pabrik ini mencapai Rp37,5 triliun.