Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Loyo Rp15.125 per Dolar AS, Mata Uang Asia Berguguran

Saat rupiah hari ini dibuka loyo, seluruh mata uang kawasan Asia juga melemah seperti won Korea Selatan yang turun 0,29 persen di hadapan dolar AS.
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali dibuka melemah ke Rp15.125 per dolar pada Jumat (10/2/2023).

Mengutip data Bloomberg pukul 09.19 WIB, rupiah dibuka melemah 0,19 persen atau 28 poin ke Rp15.125 per dolar AS. Rupiah melemah seiring dengan indeks dolar yang naik tipis 0,04 persen ke 103,26.

Adapun seluruh mata uang kawasan Asia turut melemah hari ini seperti won Korea Selatan turun 0,29 persen, ringgit Malaysia turun 0,24 persen, dolar Taiwan turun 0,11 persen, pesen,baht Thailand turun 0,10 persen, yuan Cina turun 0,07, dolar Singapura turun 0,05 persen, dan rupee India turun 0,03 persen.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS atau Federal Reserve masih terlihat di pasar keuangan. Adapun dolar AS masih menunjukkan penguatan terhadap nilai tukar mata uang utama lainnya.

“Namun, disisi lain perekonomian global mulai menunjukan perbaikan seperti yang ditunjukan oleh riset lembaga keuangan. Pertumbuhan ekonomi yang bagus juga ditunjukkan Indonesia,” ujar Ariston kepada Bisnis, Jumat (10/1/2023).

Ariston memprediksi rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.150 dengan potensi support berada di kisaran Rp15.080.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar masih mencerna komentar dari sejumlah pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve terutama Gubernur the Fed Jerome Powell. Sementara itu, pasar juga masih menunggu data inflasi konsumen yang akan rilis pekan depan.

“Data ketenagakerjaan awalnya meningkatkan ekspektasi bahwa Fed mungkin kembali ke sikap kebijakan moneter yang agresif, tetapi Powell tidak bersandar seperti itu dalam pidatonya,” tulis Ibrahim dalam riset, Kamis (9/2/2023).

Pasar juga akan mengamati data inflasi harga konsumen sebagai arah mengenai prospek kebijakan suku bunga. Penetapan harga pasar mengantisipasi tingkat dana the Fed yang memuncak di atas 5,1 persen pada Juli 2022. Kemudian turun menjadi 4,8 persen pada akhir 2022.

Dari dalam negeri, survei konsumen Bank Indonesia (BI) per Januari 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian kian meningkat. Hal ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 123,0 pada Januari 2023. Angka tersebut naik dari 119,9 pada Desember 2022.

Selain itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mencapai 133,9 per Januari 2023. Angka tersebut naik dari 127,3 pada Desember 2022.

Meningkatnya IEK pada seluruh komponen pembentuknya seperti Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja juga meningkatkan keyakinan konsumen.

Meningkatnya keyakinan konsumen terhadap perekonomian juga didukung oleh peningkatan ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja yang masing-masing meningkat 7,9 poin dan 7,4 poin menjadi 132,5 dan 131,3 pada Januari 2023.

“Indeks ekspektasi penghasilan juga terindikasi meningkat sebesar 4,6 poin menjadi 137,9. Sementara, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tetap kuat yakni sebesar 112,1, dengan peningkatan terutama terjadi pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja,” jelasnya.

Menguatnya IKE juga ditopang oleh meningkatnya Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama yang meningkat, masing-masing tercatat sebesar 112,1 dan 106,5, lebih tinggi dari 110,9 dan 106,2 secara month-to-month (MtM) pada Januari 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper