Bisnis.com, JAKARTA - Melambatnya kenaikan suku bunga The Fed dan melandainya tingkat inflasi menjadi katalis positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk bergerak ke level di atas 7.000 pada bulan ini.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menerangkan kenaikan suku bunga yang melandai karena saat ini suku bunga sudah berada di level yang tinggi setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, bahkan di AS tertinggi sejak 2007 sebelum terjadinya krisis keuangan global.
"Fokus pasar berikutnya adalah tingkat inflasi yg memang dalam trend turun tapi masih jauh dari target bank sentral. Selain itu, juga tantangan korporasi menghasilkan laba di tengah kondisi suku bunga tinggi dan baru pulih dari pandemi," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (2/2/2023).
Dengan begitu, pelaku pasar juga akan mencermati seberapa baik kinerja emiten dapat menghasilkan laba di tengah tantangan tersebut.
Adapun, bursa domestik pada Februari ini lanjutnya, memang ada potensi penguatan hingga melampaui 7.000. Hal ini ditopang oleh hasil kinerja perusahaan pada 2022 yang lebih baik dari konsensus, pembukaan ekonomi China yang merupakan mitra dagang utama Indonesia, dan aktivitas masyarakat yang kembali ke pra pandemi.
"Sektor yang positif keuangan, konsumen primer dan non primer. Sektor yang negatif infrastruktur, technology. Saham-saham pilihan yakni BBCA TP 9.300, BBNI 9.600, ICBP 10.850, MYOR 2.650, MAPI 1.525, ACES 550," katanya.
Baca Juga
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau merespons kebijakan suku bunga The Fed teranyar. Indeks komposit menguat 0,41 persen ke level 6.890,57 pada perdagangan Kamis (2/2/2023) setelah The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, lebih rendah dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya sebesar 50 basis poin.
Berdasarkan data RTI, IHSG menguat 28,31 poin dan sempat mencapai level tertinggi 6.896,73 pada penutupan perdagangan hari ini. Adapun level terendah IHSG hari ini berada di 6.855,36.
Kapitalisasi pasar naik ke Rp9.515 triliun dibandingkan dengan kemarin di Rp9.455 triliun dengan 295 saham menguat, 237 saham berakhir di zona merah, dan 185 saham stagnan.
Kenaikan IHSG terutama disebabkan oleh menguatnya sektor teknologi sebesar 4,48 persen, kemudian disusul indeks sektor keuangan naik 0,76 persen, sektor consumer cyclical naik 0,52 persen, dan properti yang naik 0,92 persen.
Adapun sektor yang melemah mencakup infrastruktur sebesar 0,56 persen dan industrial turun 0,44 persen.