Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan rencana penyehatan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) melalui PMTHMETD atau private placement akan diluncurkan dalam beberapa bulan ke depan. Namun, dia ingin memastikan saham Garuda ditawarkan dengan nilai yang wajar dalam aksi korporasi tersebut.
Sebagaimana diketahui, GIAA telah menerima dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun sebagai dukungan terhadap langkah penyehatan kinerjanya. PMN tersebut berkaitan dengan langkah rights issue sebanyak 39,7 miliar saham atau senilai Rp7,79 triliun.
Tahapan ini akan dilanjutkan dengan private placement. Garuda akan melakukan pendistribusian saham dalam rangka konversi utang sebesar 25,8 miliar saham, atau senilai Rp5,05 triliun, termasuk di dalamnya realisasi Obligasi Wajib Konversi (OWK).
“Apakah kita mencari private placement itu di tahap kedua masih beberapa bulan ke depan. Harganya jangan sampai rendah. Kita harus memposisikan aset posisi BUMN atas kerja sama dengan harga yang benar. Jangan kita ditipu-tipu karena kita punya market yang besar. Jadi aksi korporasi harus memberikan value added buat bangsa ini,” kata Erick di sela-sela penyelenggaraan Mandiri Investment Forum, Rabu (1/2/2023).
Garuda Indonesia membukukan pendapatan usaha senilai US$1,5 miliar atau setara Rp23,6 triliun (kurs Jisdor Rp15.681 per dolar AS) pada periode 9 bulan 2022. Pendapatan usaha ini naik signifikan 60,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$939 juta.
GIAA mencatatkan hasil positif pada pos pendapatan usaha lainnya dengan nilai sebesar US$4,27 miliar, berbalik dari minus US$729 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Pertumbuhan pendapatan usaha lainnya ini didorong oleh pendapatan dari restrukturisasi utang sebesar US$2,85 miliar dan keuntungan dari restrukturisasi pembayaran sebesar US$1,3 miliar.
Pendapatan usaha lainnya ini membuat GIAA mampu mencetak laba bersih senilai US$3,7 miliar atau setara Rp58 triliun hingga 9 bulan 2022. Hal ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu dengan rugi bersih sebesar US$1,6 miliar.
Pada kesempatan terpisah, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan sejumlah investor potensial telah mulai menjajaki rencana untuk berpartisipasi dalam private placement Garuda Indonesia.
“Calon investor yang sudah bicara ada beberapa airlines dari Timur Tengah. Hanya saja memang belum sampai pembicaraan nilai. Sejauh ini masih awal. Semoga Maret sudah bisa kami update. Mudah-mudahan beberapa maskapai di Timur Tengah [ikut private placement],” kata sosok yang akrab disapa Tiko itu.
Tiko mengatakan potensi dana private placement yang dibidik berkisar US$300 juta atau sekitar Rp4,5 triliun sampai dengan US$400 juta atau Rp6,0 triliun.
Dia menambahkan nilai pasti emisi akan sangat ditentukan dengan kinerja Garuda sampai dengan kuartal I/2023, sehingga para calon investor menjadi lebih yakin.
“Kami targetkan setidaknya US$300 juta sampai US$400 juta. Namun kami tidak tahu investor bagaimana, karena ini beda-beda [sikapnya pada] maskapai dalam tahap recovery. Saya mau tunggu sampai angka Maret keluar dulu supaya mereka yakin Garuda sudah sehat kuartal I/2023,” kata dia.