Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Rokok GGRM dan HMSP to The Moon, Hanya Sementara?

Pergerakan positif saham-saham rokok tidak terlepas dari langkah diversifikasi bisnis yang ditempuh Gudang Garam (GGRM).
Ilustrasi - Buruh pabrik mengemas rokok SKT di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kudus./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan
Ilustrasi - Buruh pabrik mengemas rokok SKT di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kudus./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham emiten rokok melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (26/1/2023). Namun rebound ini diperkirakan hanya berlangsung sementara.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyoroti kondisi fundamental emiten-emiten rokok yang sejauh ini lebih banyak dipengaruhi sentimen negatif. Terutama dari kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT).

“Memang terjadi kenaikan, tetapi lebih pada karena koreksinya sudah dalam dan sudah di area oversold. Jadi sifatnya volatilitas jangka pendek. Investor perlu memperhatikan fundamental dan sentimen, artinya potensi valuasi pada masa mendatang,” kata Nico, Kamis (26/1/2023).

Dia menjelaskan pergerakan positif saham-saham rokok tidak terlepas dari langkah diversifikasi bisnis yang ditempuh PT Gudang Garam Tbk. (GGRM). Sebagaimana diketahui, GGRM turut berpartisipasi dalam pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung yang merupakan bagian dari proyek Trans Jawa.

Selain tol, GGRM tercatat melaksanakan proyek pembangunan Bandara Kediri melalui anak usahanya PT Surya Dhoho Investama (SDHI).

“Ini jadi sentimen positif karena mereka nantinya tidak hanya mengandalkan bisnis rokoknya saja. Namun juga ke bisnis jalan tol untuk kompensasi pelemahan di bisnis rokok,” kata Nico.

Meski demikian, dia mengemukakan bahwa diversifikasi bisnis tidak serta-merta bisa ditempuh oleh semua emiten rokok. Bagaimanapun, setiap perusahaan memiliki kondisi finansial dan karakter bisnis yang berbeda.

“Karakter, kemampuan, kapasitasnya berbeda. Tentunya ini juga yang menjadi perhatian pelaku pasar dan investor, kira-kira perusahaan tersebut mampu tidak,” tambah Nico.

Selain diversifikasi bisnis oleh GGRM, emiten rokok afiliasi Philip Morris International (PMI) PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) telah merealisasikan investasi sebesar US$186 juta atau sekitar Rp2,79 triliun (kurs Jisdor BI 16 Januari Rp15.019) untuk penyelesaian pabrik produk tembakau tanpa asap IQOS dengan merek HEET.

Pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat tersebut telah beroperasi sejak kuartal IV/2022 dan memproduksi khusus untuk pasar ekspor maupun domestik. Awal 2023, HMSP melakukan ekspor perdana produk HEETS dengan destinasi pasar Asia Pasifik.

Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis mengharapkan investasi pabrik tersebut bisa menjadi bukti kepastian iklim investasi di Indonesia. Dia mengatakan produk tembakau tanpa asap dikembangkan berdasarkan penelitian ilmiah dengan pendekatan pengurangan bahaya.

Vassilis mengatakan Philip Morris International telah mengembangkan ragam produk tembakau inovatif bebas asap tanpa proses pembakaran sebagai upaya memperkenalkan alternatif bagi perokok dewasa. Dalam 10 tahun terakhir, Philip Morris International telah berinvestasi lebih dari US$9 miliar secara global atau sekitar Rp135,17 triliun untuk mengembangkan dan memperkenalkan produk tembakau tanpa rokok.

Sampai penutupan perdagangan Kamis (26/1/2023), saham-saham emiten rokok terpantau kembali menguat. GGRM memimpin kenaikan dengan apresiasi harga sebesar 11,10 persen sehingga parkir di Rp22.275. HMSP kemudian menyusul dengan kenaikan 8,29 persen, WIIM naik 1,31 persen, dan ITIC naik 0,74 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper