Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indika (INDY) Targetkan Produksi Batu Bara 32,8 Juta Ton di 2023, Turun Dibanding 2022

PT Indika Energy Tbk. (INDY) targetkan produksi batu bara mencapai 32,8 juta ton di tahun 2023. Angka ini turun 1,2 juta ton dibanding tahun 2022.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Indika Energy Tbk. (INDY) menargetkan produksi batu bara mencapai 32,8 juta ton di tahun 2023 ini. Target produksi ini turun jika dibandingkan dengan tahun 2022 lalu.

Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengatakan target produksi batu bara INDY tahun ini sebanyak 31 juta ton akan disumbang dari Kideco.

"Produksi sebesar 1,8 juta ton dari Multi Tambangjaya Utama atau MUTU," kata Ricky kepada Bisnis, dikutip Selasa (24/1/2023).

Berdasarkan catatan Bisnis, target produksi batu bara INDY tercatat turun pada tahun ini jika dibandingkan dengan tahun 2022. Tahun lalu, INDY menetapkan target produksi Kideco sebesar 34 juta ton, dan MUTU sebanyak 1,8 juta ton.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan 2021, Kideco tercatat mampu memproduksi sebanyak 35,7 juta ton batu bara.

Lebih lanjut, INDY memproyeksikan harga batu bara pada tahun 2023 tetap berada pada level positif.

Adapun hingga kuartal III/2022, INDY mencatatkan laba bersih US$366,91 juta, berbanding terbalik dengan posisi periode yang sama tahun lalu yang merugi US$5,95 juta.

Laba tersebut ditopang dari pendapatan yang melejit 57,2 persen dari US$1,99 miliar, menjadi Rp3,13 miliar atau setara Rp49,31 triliun pada kuartal III/2022.

Pendapatan tersebut melejit terutama peningkatan penjualan batu bara pelanggan luar negeri yang tumbuh 83,86 persen menjadi US$2,43 miliar, sementara penjualan batu bara dalam negeri turun 11,52 persen menjadi US$399,77 juta.

Pendapatan kontrak dan jasa INDY juga meningkat 42,37 persen menjadi US$252,59 juta. Hal ini seiring peningkatan pendapatan kontrak dan jasa dari BP Berau Ltd., PT Exxon Mobil Indonesia, Star Energy Geothermal Salak, Ltd., serta PT Cabot Indonesia.

Sementara itu, beban kontrak dan penjualan INDY turut meningkat menjadi US$2,04 miliar dari US$1,47 miliar. Hal ini membuat laba kotor tetap naik signifikan menjadi US$1,08 miliar dari US$519,45 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper