Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank DKI dikabarkan tengah menjajaki penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dengan target dana sekitar US$150-US$200 juta atau setara Rp2,26 triliun hingga Rp3,01 triliun.
Sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut menyatakan Bank DKI bekerja sama dengan PT BCA Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas Indonesia dalam potensi IPO di Bursa Efek Indonesia, yang bisa terjadi paling cepat tahun ini.
“PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas juga menjadi advisor Bank DKI terkait penjualan saham tersebut,” kata sumber Bloomberg yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya bersifat pribadi, Jumat (20/1/2023).
Adapun diskusi go public berada pada tahap awal dan rincian IPO termasuk nilai dan jadwal dapat berubah. Perwakilan BCA, CIMB dan Sucor menolak berkomentar, sementara perwakilan Mirae tidak segera menanggapi permintaan komentar Bloomberg.
Jika IPO ini terealisasi, Bank DKI akan bergabung dengan rekan-rekannya seperti PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau dikenal sebagai Bank Sumut, untuk tercatat di BEI.
Bank Sumut sedang mencari dana sekitar Rp1,49 triliun dalam penawaran saham perdana dan pencatatannya dijadwalkan pada 7 Februari 2023.
Baca Juga
Bank DKI membukukan pertumbuhan kredit sebesar 27 persen untuk sembilan bulan yang berakhir September 2022. Laba bersihnya melonjak 29 persen hingga kuartal III/2022 dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebelumnya Direktur Utama Bank DKI Fidri Arnaldy mengungkapkan bahwa perusahaan akan mencari waktu yang tepat untuk melakukan peninjauan market sekaligus memantau kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
“Kondisi pasar tidak menentu, waktu itu banyak orang yang masuk ke market, ketika masuk posisinya malah turun, ini yang harus kita baca dan diperhatikan,” jelas Fidri saat ditemui di Balai Kota yang dikutip Bisnis, Kamis (19/1/2023).
Fidri menambahkan untuk melakukan IPO, Bank DKI akan melakukan beberapa analisa untuk mendapatkan posisi yang terbaik ketika melantai di bursa nanti.