Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia yang Boncos Rp3.113 Triliun

Kekayaan Elon Musk yang berusia 51 tahun itu anjlok menjadi US$137 miliar setelah saham Tesla jatuh dalam beberapa pekan terakhir.
Elon Musk/Bloomberg
Elon Musk/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk sempat menjadi orang kedua di dunia yang memiliki kekayaan pribadi lebih dari US$200 miliar pada 2021, setelah pendiri Amazon.com Jeff Bezos. Namun, menjelang akhir 2022, CEO Tesla itu menjadi satu-satunya orang dalam sejarah yang kehilangan US$200 miliar atau setara Rp3.113 triliun dari kekayaan bersihnya.

Melansir Bloomberg, Sabtu (31/12/2022) kekayaan Elon Musk yang berusia 51 tahun itu anjlok menjadi US$137 miliar setelah saham Tesla jatuh dalam beberapa pekan terakhir, termasuk penurunan 11 persen pada Selasa (27/12/2022).

Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Musk memuncak di level US$340 miliar pada 4 November 2021, dan dia tetap menjadi orang terkaya di dunia sampai posisi tersebut diambil alih pada Desember 2022 oleh Bernard Arnault, taipan Prancis di belakang perusahaan barang mewah LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton.

Elon Musk memang mengumpulkan pundi-pundi kekayaan dengan mudah pada era pandemi. Tesla melampaui kapitalisasi pasar US$1 triliun untuk pertama kalinya pada Oktober 2021, bergabung dengan perusahaan teknologi seperti Apple, Microsoft, Amazon.com, dan induk Google Alphabet, meskipun kendaraan listrik Tesla hanya mewakili sebagian kecil dari keseluruhan pasar mobil.

Sekarang, dominasi Tesla dalam mobil listrik, berada dalam bahaya karena para pesaingnya mengejar ketinggalan. Tesla menawarkan kepada konsumen Amerika diskon langka US$7.500 untuk menerima pengiriman dua model dengan volume tertinggi sebelum akhir tahun. Di sisi lain, perusahaan juga dilaporkan mengurangi produksi di pabriknya di Shanghai.

Sementara itu, dengan tekanan pada Tesla yang semakin intensif, Musk disibukkan dengan Twitter, yang diakuisisinya seharga US$44 miliar pada Oktober 2022.

Musk menerapkan kebijakan manajemen dengan cepat di Twitter, seperti memecat karyawan, kemudian meminta mereka untuk kembali dan menerapkan kebijakan konten secara sembarangan untuk membenarkan pelarangan akun beberapa jurnalis terkemuka yang meliputnya.

Adapun penurunan saham Tesla sangat tajam, sahamnya turun 65 persen pada 2022. Selain itu, Musk telah menjual begitu banyak saham Tesla pada 2022 untuk membantu menutupi pembelian Twitter-nya, sehingga saham Tesla bukan lagi aset terbesarnya.

Pada bagian lain, kepemilikan Musk di Space Exploration Technologies yang dipegangnya dengan erat, sebesar US$44,8 miliar, melebihi posisinya sekitar US$44 miliar di saham Tesla. Musk sekarang memiliki 42,2 persen dari SpaceX, menurut dokumen pengajuan ke otoritas Bursa Amerika Serikat baru-baru ini.

Musk dengan tegas menepis kekhawatiran tentang Tesla dan telah berulang kali mengungkapkan pendapatnya di Twitter dalam hal mengkritik Federal Reserve karena menaikkan suku bunga dengan laju tercepat dalam satu generasi.

"Tesla mengeksekusi lebih baik dari sebelumnya. Kami tidak mengendalikan Federal Reserve. Itulah masalah sebenarnya di sini,” kata Musk lewat cuitannya di Twitter pada 16 Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper