Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang cum date rights issue PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) kembali ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (21/12/2022).
Saham emiten BUMN itu naik 15 poin atau 1,09 persen ke level Rp1.395. Akan tetapi, Direktur Swarna Equator Investama Hans Kwee mengatakan aksi korporasi BBTN belum mencerminkan fundamental harga sahamnya.
Pasalnya, harga saham BBTN ditransaksikan setara dengan 0,68 kali price to book value (PBV). Nilai ini jauh lebih rendah dengan bank besar lainnya yang mencatatkan di atas 2 kali PBV.
Analis Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus menjelaskan selama harga rights issue berada di bawah harga saham di pasar reguler akan menarik buat investor karena menjadi semacam kompensasi atas dukungan terhadap penerbitan saham baru.
Menurutnya agenda penguatan modal melalui penerbitan saham baru adalah hal wajar. Adapun usai rights issue gerak BBTN bukan hanya menjadi lebih lincah tetapi juga semakin kompetitif.
“Pemerintah, selaku pemegang saham pengendali, juga sudah menyatakan komitmennya untuk menyerap seluruh saham baru yang diterbitkan untuk mempertahankan porsi kepemilikan 60 persen,” katanya dalam riset, Rabu (12/21/2022).
Baca Juga
Sebagai informasi, harga pelaksanaan rights issue BBTN di level Rp1.200 dengan cum date paling lambat Rabu 22 Desember. Hak untuk mengikuti rights issue tersebut akan didistribusikan kepada pemegang saham pada 27 Desember 2022 dengan nama BBTN-R.
Setiap 1 HMETD bisa ditukar dengan 1 saham baru BBTN dengan harga pelaksanaan Rp1.200. Masa perdagangan dan pelaksanaan HMETD dimulai pada 28 Desember 2022 dan selesai pada 5 Januari 2022.
Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya menilai rights issue BBTN dinilai menarik untuk diikuti karena harga pelaksanaan cukup rendah dibandingkan dengan rata-rata harga dari pemegang saham lama BTN.
Menurutnya saat ini harga saham BBTN diperdagangkan pada 0,68 kali PBV jika dibandingkan dengan BBCA di sekitar 5kali PBV, BBRI di 2,54 kali dan BMRI di 2,22 kali PBV.