Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendaraan Listrik Kian Semarak, Masa Depan Segmen Nikel Diproyeksi Makin Menarik

NH Korindo Sekuritas mengatakan segmen nikel makin santer masa depannya, terlebih tahun depan akan semakin banyak emiten yang fokus di kendaraan listrik.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel. /JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel. /JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Industri segmen nikel diproyeksi kian menarik di masa mendatang, terlebih dengan kegunaannya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza C. Suryanata mengatakan segmen nikel makin santer masa depannya, terlebih tahun depan akan semakin banyak emiten yang fokus di kendaraan listrik.

“Apalagi pemerintah juga kasih insentif buat yang mau beli kendaraan listrik untuk dapat subsidi dari pemerintah. Dunia juga sedang menuju carbon free, nilai ekspor Indonesia 2021 ketika hilirisasi berjalan mencapai US$20,9 miliar, lumayan pemasukannya,” kata Liza dalam webinar, Senin (19/12/2022).

Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menegaskan agar pelaku industri tidak lagi ekspor nikel mentah murah dalam bentuk ore, karena sadar Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar dunia dan nikel adalah bahan baku EV.

Dengan hilirisasi, negara asing yang ingin mendapatkan nikel Indonesia harus investasi di dalam negeri dan mendapatkan nikel olahan atau membuat smelter sehingga ada nilai tambah, tidak lagi diekspor mentah yang harganya murah.

“Proyeksi pemasukan negara dari nikel sampai akhir 2022 itu bisa nambah ke US$27 miliar-US$30 miliar, akan ada tambahan sekitar US$10 miliar lagi atau Rp415 triliun-Rp465 triliun disumbangkan dari nikel. Ini penerimaan negara yang cukup fantastis, naik 800 persen dari 2017-2018 dari ketika ekspor masih berjalan hanya mencapai 3,3 miliar,” jelas Liza.

Oleh karena itu, pemerintah berencana menetapkan proyek hilirisasi timah, bauksit, dan tembaga. Diperkirakan yang paling awal dilakukan adalah larangan ekspor bauksit per Juni 2023.

“Ini bahan baku timah, bauksit, tembaga diperlukan juga dalam baterai EV, harapannya makin kencang lagi penerimaan Indonesia tahun depan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper