Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tertekan, Saham BBCA dan TLKM Masih Sanggup Reli

Saham jumbo BBCA dan TLKM naik pada sesi I meskipun IHSG cenderung melemah.
Saham jumbo BBCA dan TLKM naik pada sesi I meskipun IHSG cenderung melemah. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Saham jumbo BBCA dan TLKM naik pada sesi I meskipun IHSG cenderung melemah. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) masih mampu menguat di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin (19/12/2022).

Berdasarkan data RTI hingga akhir sesi I, saham BBCA terpantau naik 0,87 persen ke level Rp8.675. Sepanjang perdagangan sesi pertama hari ini, saham BBCA bergerak pada rentang Rp8.600 - Rp8.700 dengan volume saham 29,31 juta dan turnover transaksi sebesar Rp254,02 miliar.

Sementara itu, saham  TLKM berada di level Rp3.710 atau menguat 0,82 persen. Harga emiten telekomunikasi pelat merah tersebut bergerak pada kisaran Rp3.690 - Rp3.790 pada hari ini dengan turnover transaksi senilai Rp222,57 miliar dan volume saham sebanyak 59,55 juta.

Kenaikan saham - saham tersebut berbanding terbalik dengan IHSG yang terkoreksi 0,37 persen ke 6.786,99 hingga penutupan sesi perdagangan pertama. Tercatat, 189 saham menguat, 322 saham melemah dan 179 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.332,96 triliun.

Berdasarkan indeks sektoral, pelemahan terjadi di 10 dari 11 sektor. Penurunan terbesar terpantau pada sektor teknologi sebesar 1,62 persen, disusul sektor bahan baku yang melemah 1,02 persen, serta sektor transportasi dan logistik yang turun 0,68 persen.

Di sisi lain, sektor infrastruktur menjadi satu - satunya indeks sektoral yang menguat sejauh ini dengan kenaikan 0,67 persen.

Sebelumnya, tim riset Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG akan mencapai level resistance 7.100 pada perdagangan hari ini dan support di 6.980. Pasar masih dibayangi kekhawatiran akan risiko resesi karena prospek kenaikan suku bunga yang berlanjut pada 2023.

Hal ini tecermin dari pergerakan indeks-indeks Wall Street yang melemah di Jumat (16/12/2022). Dengan pelemahan ini, indeks-indeks Wall Street mencatatkan pelemahan mingguan kedua berturut-turut.

Pelemahan tersebut terutama dipicu oleh sentimen terkait dengan petunjuk dari Kepala The Fed Jerome Powell soal suku bunga. Dia memberi sinyal bahwa bahwa suku bunga acuan masih mungkin naik pada awal 2023 dan penurunan suku bunga acuan belum akan terjadi hingga 2024.

“Hal ini kembali membangun kekhawatiran resesi, khususnya di Amerika Serikat,” tulis Tim riset Phintraco Sekuritas dalam riset harian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper