Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota Satu Properti (SATU) Sebut Kenaikan Suku Bunga The Fed Bikin Harga Bahan Bangunan Melambung

Direktur Kota Satu Properti (SATU) Leo Agung Vito Wicaksana mengatakan dampak dari kenaikan suku bunga the Fed buat harga bangunan naik.
PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) menggelar campaign LVL UP untuk menggalakkan spirit guna memperkuat pondasi perusahaan. /Dok.Istimewa
PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) menggelar campaign LVL UP untuk menggalakkan spirit guna memperkuat pondasi perusahaan. /Dok.Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kota Satu Properti Tbk. (SATU) menyebut adanya kenaikan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan berdampak terhadap melambungnya bahan bagunan.

Direktur SATU Leo Agung Vito Wicaksana mengatakan dampak dari kenaikan suku bunga the Fed berdampak terhadap harga barang pokok. Dalam sektor properti, dampak yang muncul adalah kenaikan bahan bangunan.

“Amerika sebagai negara terbesar dunia juga pasti punya efek terhadap harga-harga barang pokok dan seperti yang kita tahu kalau kita berbisnis dalam bisnis properti mungkin kenaikan bahan bangunan menjadi salah satu efek yang muncul,” ujar Leo dalam Public Expose secara virtual, Jumat (16/12/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Managing Director SATU Momog Irnawan menyebutkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh perseroan untuk tahun depan. Selain adanya kenaikan suku bunga, tantangan global lainnya adalah adanya ancaman resesi yang dipicu oleh krisis pangan, energi dan finansial.

Kemudian perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut hingga saat ini juga menjadi tantangan tersendiri karena memicu adanya kenaikan harga komoditas.

Sementara untuk tantangan dari domestik, Momog menyebut diantaranya adalah masalah perubahan regulasi perizinan dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan berakhirnya insentif Pajak Pertambahan NIlai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

“Subsidi PPN DTP berakhir di bulan September dimana sampai akhir tahun ini belum ada [tanda] kebijakan atau subsidi tersebut akan diperpanjang kembali,” ujar Momog.

Adapun Momog melihat ada peluang dari kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pada sektor properti seperti program DP 0 persen, dan diterapkannya kembali insentif PPN DTP.

“Serta kebijakan relaksasi loan-to-value atau financing-to-value (LTV/FTV) untuk kredit dan pembiayaan properti,” ujar Momog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper