Bisnis.com, JAKARTA - PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) berharap libur Natal dan tahun baru dapat meningkatkan jumlah pengunjung pada segmen mal hingga 40 persen, dibandingkan bulan biasa.
Direktur CTRA Harun Hajadi mengatakan perusahaan berharap pengunjung akan meningkat signifikan jelang libur Natal dan tahun baru. Namun, Harun tidak merinci angka pengunjung secara spesifik lantaran perbedaan jumlah pengunjung dari setiap mal.
"Kita mengharapkan pengunjung akan meningkat signifikan untuk libur Nataru. Sekarang juga sudah terasa ada peningkatan diperkirakan sekitar 40 persen dalam rangka Nataru," ujar Harun kepada Bisnis, Rabu (14/12/2022).
Adapun dari sisi rasio okupansi atau occupancy ratio mall, CTRA menilai tidak mengalami perubahan yang signifikan. Rasio okupansi segmen mal CTRA saat ini mencapai rata-rata 90 persen sepanjang tahun 2022.
Menilik laporan CTRA dari situs resminya, CTRA tercatat memiliki 5 mal dengan rasio okupansi yang bervariasi. Adapun Ciputra World Jakara 1 menjadi mal yang memiliki rasio okupansi tertinggi, yakni 100 persen pada kuartal III/2022.
Berikutnya secara berurutan adalah Ciputra Mall Semarang 93 persen, Ciputra Mall Jakarta 89 persen, Ciputra Mall CitraRaya Tarngerang 88 persen, dan Ciputra World Surabaya 73 persen.
Baca Juga
Sementara terkait dengan pendapatan bersih dari segmen mal, Harun enggan membeberkan nominalnya.
CTRA mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp7,22 triliun pada kuartal III/2022. Angka ini meningkat 8,02 persen dari Rp6,64 triliun pada periode yang sama atau year-on-year (yoy).
Pendapatan CTRA terdiri dari penjualan bersih dan pendapatan usaha. Penjualan bersih terdiri dari kaveling, rumah hunian dan ruko, kantor, dan apartemen. Sementara pendapatan usaha terdiri dari pusat niaga, rumah sakit, hotel, sewa kantor, lapangan golf, dan lain-lain.
Secara rinci, penjualan bersih CTRA meningkat 7,64 persen menjadi Rp5,86 triliun, sedangkan pendapatan usaha meningkat 13,48 persen menjadi Rp1,36 triliun.
Per 30 September 2022, CTRA mencatatkan kinerja laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,52 triliun. Angka ini meningkat 33,46 persen dari Rp1,01 triliun.