Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asia Pacific Fibers (POLY) Kebut Restrukturisasi, Koordinasi dengan Satgas BLBI

Asia Pacific Fibers (POLY) berupaya untuk mempercepat proses pembahasan solusi restrukturisasi utang dengan para krediturnya.
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers
Pabrik serat stapel memiliki kapasitas tahunan 195.000 MT dan terdiri dari 9 jalur pemintalan langsung, 1 jalur ekstruder, dan 8 jalur serat. /Asia Pacific Fibers

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY) atau APF mengimbau para kreditur berjaminannya baik dari unsur swasta, maupun pemerintah untuk mempercepat proses pembahasan solusi restrukturisasi yang saat ini sedang berlangsung dalam koordinasi Satgas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Direktur Utama POLY Ravi Shankar mengatakan, keputusan restrukturisasi dinilai sangat penting untuk menyehatkan neraca keuangan POLY dalam upaya mendapatkan modal kerja baru untuk pembaruan teknologi dan permesinan.

"Peningkatan kinerja POLY sebagai pemegang lebih dari 20 persen pangsa pasar polyester nasional secara langsung akan memperkuat rantai industri tekstil dan produk tekstil nasional yang sedang dalam kondisi memprihatinkan," kata Ravi dalam keterangan resminya, Kamis (1/12/2022). 

Ravi menyebut hingga kuartal III/2022, kinerja perusahaan terpantau hampir menyentuh level yang sama dengan kinerja penuh 2021. Namun, sejak akhir kuartal III hingga saat ini, kinerja ekspor terganggu karena pecahnya perang antara Ukraina dan Rusia sedangkan pasar domestik terganggu karena kebanjiran produk impor. 

“Meski konsumsi dalam negeri kuat, pasar domestik mendapat turbulensi karena membanjirnya barang impor karena relaksasi regulasi importasi," ujar Ravi.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Tunaryo menyebut hingga September 2022, POLY telah membukukan penjualan hingga US$314 juta atau meningkat dari periode yang sama di 2021 yaitu US$262 juta. 

Tunaryo menjelaskan, meski dari sisi nilai penjualan tercatat naik, volume penjualan POLY tidak terlalu tumbuh karena peningkatan penjualan pada dasarnya didorong oleh kenaikan harga bahan baku. 

Dia menjelaskan bahwa hingga kuartal III/2022, POLY menargetkan pendapatan penjualan sebesar US$406 juta. 

“Namun, asumsi ini dapat berubah sewaktu-waktu, seiring dengan perkembangan ekonomi yang extraordinary dalam beberapa bulan terakhir”, ucapnya.

Lebih lanjut, manajemen POLY juga melaporkan perkembangan status restrukturisasi perusahaan, yang saat ini telah berlangsung sejumlah komunikasi antar kreditur berjaminan POLY dalam rangka merumuskan solusi yang implementatif untuk POLY. 

Status POLY yang going concern hingga saat ini memungkinkan POLY meningkatkan kinerja dengan tanpa membutuhkan waktu tunggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper