Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak lima emiten yang akan membagikan dividen interim tunai pada Desember 2022 menetapkan cumulative date alias cum date pekan ini, pada rentang Senin (28/11/2022) hingga Jumat (2/12). Di dalamnya daftar ini turut terselip nama dua emiten big caps, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).
Untuk Anda yang masih awam, cum date adalah tanggal yang menentukan siapa saja daftar investor yang berhak mendapatkan dividen dari sebuah emiten. Hanya pemegang saham pada tanggal cum date yang dinyatakan berhak atas dividen. Pendeknya, bila pembelian saham dilakukan setelah melewati jadwal cum date, seorang investor tidak memiliki hak untuk mendapatkan dividen dari pembelian saham emiten terkait.
BBCA, yang juga menyandang predikat emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, bakal membagikan dividen interim Rp4,31 triliun. Dengan asumsi saham beredar sekarang, dividen interim emiten bank besutan Grup Djarum ini akan merefleksikan setoran Rp35 per saham kepada investornya.
Cum date BBCA ditetapkan pada Kamis (2/12), dengan pembayaran dilakukan pada 20 Desember 2022.
Sementara itu, UNVR berencana membagi dividen interim Rp2,63 triliun. Walau nominalnya lebih mini, secara proporsi per saham angkanya bakal memberikan guyuran lebih besar kepada investor, yakni Rp69 per saham.
UNVR menetapkan cum date Selasa (29/11), dengan tanggal pembayaran dilakukan 15 Desember 2022.
Baca Juga
Namun, meski menyandang status big caps, yield dividen yang diberikan BBCA dan UNVR kepada calon investor baru tidak besar. Setidaknya, bila mengacu harga saham pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (25/11).
Sebagai catatan untuk Anda yang masih awam, yield dividen adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian dividen yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persen. Indikator ini biasanya menjadi acuan untuk melihat seberapa besar keuntungan dari setiap modal yang diinvestasikan.
Dari lima emiten yang akan membagi dividen dengan cum date pekan ini, UNVR menempati peringkat ketiga secara potensi rasio yield. Sedangkan BBCA bahkan berada pada ranking bontot.
Sebagai konteks, potensi yield dividen BBCA dengan asumsi harga penutupan pekan lalu (Rp8.975) hanya 0,38 persen. Sedangkan UNVR, dengan asumsi harga pembelian investor adalah Rp4.600 sesuai penutupan pekan lalu, hanya menawarkan yield 1,5 persen.
Potensi rasio yield dividen terbesar justru ditawarkan PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI) dan PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO).
Baik PGLI dan TOTO, yang menetapkan cum date Selasa (29/11), sebenarnya hanya membagikan dividen Rp10 per saham. Namun, dengan asumsi harga pembelian dilakukan sesuai harga penutupan masing-masing pekan lalu (Rp248 per saham), PGLI potensial memberikan yield dividen interim 4,03 persen bagi investor. Sementara itu TOTO, yang harga sahamnya akhir pekan lalu di level Rp274 per saham, potensial memberikan yield 3,64 persen apabila pembelian dilakukan pada harga tersebut.
Selain keempat nama yang sudah disebut, pekan ini ada pula PT Aviva Avian Tbk. (AVIA) yang juga berencana bagi-bagi dividen interim. AVIA bakal membagikan Rp10 per saham dengan cum date paling awal pekan ini, yakni Senin (28/11). Yield yang ditawarkan dengan asumsi harga pembelian sesuai harga penutupan pekan lalu (Rp805 per saham) adalah 1,24 persen. Potensi yield ini cenderung berada di bawah PGLI, TOTO, dan UNVR, namun masih lebih tinggi dari BBCA.
Berikut Jadwal Lengkap Cum Date Emiten Pekan Ini, 28 November hingga 2 Desember 2022
(Diurutkan Berdasarkan Cum Date Terdekat)
Emiten | Cum Date | Pembayaran | Dividen per Saham | Yield Asumsi Harga Jumat (25/11) |
AVIA | Senin (28/11) | 6 Desember | Rp10 | 1,23% |
PGLI | Selasa (29/11) | 21 Desember | Rp10 | 4,03% |
TOTO | Selasa (29/11) | 12 Desember | Rp10 | 3,64% |
UNVR | Selasa (29/11) | 15 Desember | Rp69 | 1,50% |
BBCA | Kamis (1/12) | 20 Desember | Rp35 | 0,38% |
----
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.