Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menghitung Dampak Efisiensi Gojek Tokopedia (GOTO) Bagi Saham dan Kinerja

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) naik 5,71 persen dalam perdagangan sepekan (14-18/2022) melanjutkan tren positif selama sebulan terakhir.
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) naik 5,71 persen dalam perdagangan sepekan (14-18/2022) melanjutkan tren positif pekan sebelumnya. Bahkan dalam sebulan terakhir, saham emiten teknologi itu telah menanjak 11 persen.

Kinerja saham GOTO mampu melampaui pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 0,10 persen, sedangkan indeks sektor teknologi (IDX Techno) turun 0,90 persen dalam sepekan.

Analis MNC Sekuritas Andrew Soesilo menyoroti dua momentum penting GOTO selama tujuh hari terakhir. Pertama, tercapainya kesepakatan awal Electrum dengan Pertamina NRE dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Electrum merupakan perusahaan patungan GOTO dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA). Kedua, pengumuman perampingan organisasi yang dilakukan oleh GOTO.

Menurutnya, aksi kedua akan menjadi katalis positif pergerakan harga saham dan meyakinkan pelaku pasar terhadap prospek bisnis GOTO di masa mendatang. 

“Kebijakan ini diharapkan membuat investor menjadi semakin yakin akan sustainabilitas bisnis GOTO. Pelaku pasar melihat GOTO telah menyelesaikan salah satu pekerjaan rumah terberatnya selama ini, yakni tingginya beban operasional akibat organisasi yang gemuk,” katanya, dikutip Senin (21/11/2022).

Untuk diketahui, GOTO belum lama ini mengumumkan perampingan organisasi yang berdampak terhadap 1.300 karyawan.

Menurut estimasi Andrew, kalau GTV GOTO bisa tumbuh 28 persen CAGR dari 2022-2024 dan take rate bisa ditingkatkan 25 bps per tahun, sementara cost baik variable maupun non-variabel bisa dirasionalisasi melalui pendekatan efisiensi buget di kisaran single digit growth, maka bukan tidak mungkin EBITDA improvement GOTO bisa mencapai Rp7 triliun per tahun. "Dengan improvement tersebut peluang profit lebih cepat sangat terbuka" tegas Andrew.

CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan respon positif pasar berkat efisiensi yang dilakukan perseroan. Menurutnya langkah perampingan GOTO wajar mengingat keadaan makroekonomi yang penuh ketidakpastian serta sulitnya mendapatkan pendanaan di tengah kenaikan suku bunga.

“Bisnis juga punya siklusnya sendiri, tetapi memang perusahaan yang belum mampu mencetak laba biasanya akan terdampak lebih parah karena fokusnya berubah dari growth menjadi profitability. Perubahan fokus ini meniscayakan terjadinya penyesuaian biaya,” katanya Senin (21/11/2022).

Bernadus mengingatkan GOTO agar mempertahankan kinerja operasional. Jika perampingan membuat kinerja menurun, maka bukan efisiensi yang terjadi, melainkan negative growth. “Soal dampak efisiensi tergantung dari persentase biaya tenaga kerja dari total biaya perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki persentase biaya yang berbeda. Di perusahaan soft technology seperti goto grab dan shopee, biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya terbesar,” katanya.

Sementara itu, Analis Samuel Sekuritas Farras Farhan menerangkan GOTO berhasil mencatatkan pertumbuhan di sisi topline. Antara lain tercermin pada pertumbuhan gross transaction value (GTV), baik secara kuartalan maupun tahunan. Hal yang sama juga terjadi pada pendapatan bruto. “Namun demikian, catatan positif di sisi top line belum berdampak signifikan ke bottom line seperti yang diharapkan banyak pihak. Sekalipun sudah berupaya mengurangi beban promosi,” katanya. 

Mengacu ke laporan kinerja kuartal II-2022, pengurangan beban promosi kepada konsumen turun 3,5 persen menjadi Rp3,6 triliun dibanding kuartal sebelumnya. Belanja iklan juga menyusut 8,6 persen menjadi Rp1 triliun dibandingkan kuartal sebelumnya. Begitu pula beban penjualan dan pemasaran, sudah terpangkas 7,8 persen menjadi Rp3 triliun pada kurun waktu yang sama.

Sementara itu, nilai transaksi bruto (GTV) GoTo pada kuartal II-2022 mencapai Rp 151 triliun atau naik 39 persen secara year on year (yoy), mampu melampaui target manajemen. Pendapatan bruto GOTO juga Rp 5,5 triliun, naik 45 persen yoy, persentasenya naik melebihi pertumbuhan GTV. Sedangkan dalam 6 bulan, nilai GTV GOTO juga meningkat 42persen menjadi Rp 290,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.

“Yang selama ini belum ditempuh adalah mengurangi beban operasional dari sisi pengeluaran gaji untuk pekerja. Itulah yang akhirnya dilakukan GOTO melalui agenda perampingan organisasi. Pilihan berat dan sangat sulit, tetapi harus dijalankan. Kebijakan ini memang tidak serta merta membuat GOTO langsung mencetak laba bersih, tetapi paling tidak peta jalan GOTO menuju profitabilitas menjadi lebih jelas dan lebih terukur,” kata Farras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper