Bisnis.com, JAKARTA - Surplusnya neraca perdagangan Indonesia hingga US$5,67 miliar atau Rp88,24 triliun pada Oktober 2022 memberi dampak positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
IHSG ditutup menguat 0,23 persen atau naik 16,1 poin ke posisi 7.035,5 pada akhir perdagangan Selasa (15/11/2022). Sepanjang sesi, IHSG bergerak fluktuatif di rentang 6.999-7.048.
Meski demikian, potensi kenaikan suku bunga masih diantisipasi oleh pasar seiring Bank Indonesia (BI) berencana menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16–17 November 2022.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan pelaku pasar memang masih menanti pengumuman suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI). Namun, sentimen surplus neraca dagang sendiri telah memberi pengaruh positif kepada IHSG.
"Pengaruh dari neraca dagang kepada IHSG sebenernya direspon positif oleh pelaku pasar, tetapi disisi lain pelaku pasar juga masih menantikan pengumuman dari suku bunga oleh BI," ujar Abdul kepada Bisnis pada Selasa (15/11/2022).
Abdul menyebut sektor-sektor yang masih kuat secara fundamental adalah tambang dan otomotif. Hal ini lantaran sektor otomotif mengalami peningkatan impor kendaraan dan bagiannya sehingga mengindikasikan tingginya penjualan mobil.Abdul merekomendasikan buy untuk saham AUTO dan ASII dengan masing-masing target per sahamnya sebesar 1.625 dan 7.050.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan hari ini saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) terpantau turun 0,66 persen atau 10 poin. Pelemahan ini membawa AUTO parkir di level 1.515.
Adapun price earning ratio (PER) daripada AUTO berada di posisi 6,58 kali. Sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp7,3 triliun.
Hal serupa juga dialami oleh PT Astra International Tbk. (ASII) yang ditutup terkoreksi 1,19 persen atau 75 poin. Saham ASII ditutup pada level 6.225. PER ASII berada di posisi 8,10 kali dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp252,01 triliun.